Tenun Ikat NTT Karya Intelektual Tidak Kalah Hebat Dengan Karya Leonardo Da Vinci Atau Karya Michaelangelo

Sinmeta-, Tenun ikat NTT merupakan karya intelektual yang tidak kalah hebatnya dengan karya Leonardo Da Vinci atau karya Michaelangelo. Tenunan NTT dikerjakan oleh ibu-ibu yang berintelektual tinggi di seluruh NTT. Mereka hasilkan tenun ini sudah sejak ribuan tahun lalu. Ini karya artistik yang luar biasa, demikian dijelaskan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) saat Exotic Tenun Fest 2022 dan Launching Gerakan Cinta Produk NTT di Lippo Mall Kupang.

Perhelatan yang diinisiasi Bank Indonesia tersebut bertemakan Tenun NTT Goes to Cities Life. Dalam kesempatan tersebut Gubernur VBL memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia yang telah menginisiasi kegiatan Festival ini.

Dan menurut mantan Ketua Fraksi Nasdem tersebut, bila kita mau membuat baju, digambar dulu modelnya, baru dipotong dengan benar dan dijahit seturut model yang telah digambar. “Kalau tenun ini, tidak ada modelnya yang dapat dilihat secara kasat mata, itu abstrak”, tegas VBL

Tenun Ikat NTT Karya Intelektual

Modelnya (motifnya, red) ada di kepala para penenun. Penenunnya di manapun dia berada, tinggal di rumah yang tidak sama dan tidak punya hubungan sama sekali, tapi begitu produknya keluar, hasilnya sama. Itu mencirikan tingkat intelektual yang sangat tinggi.

“Jadi ini bukan hasil karya kerajinan tangan, tapi karya intelektual dari perempuan-perempuan Timor, Sumba, Flores, Alor, Sabu, Rote Ndao, Adonara, Lembata dan lain-lain. Produk ini tidak dibuat dari pola-pola yang sudah konkret yang kita bisa liat dan tiru. Tapi itu semua polanya lahir dari imajinasi pembuatnya. Itu ciri orang pintar”, jelas Gubernur VBL.

Gubernur VBL sekaligus pula mengajak seluruh masyarakat untuk lebih mencintai tenun NTT. Kita harus mencintai milik kita sendiri dulu, baru orang lain dapat menikmati dan menghargainya. Kita tidak boleh hanya jual tenun tapi juga memakainya. “Pertumbuhan ekonomi kita harusnya juga bisa didukung pertumbuhan produksi dengan cara mengatur bagaimana tenun itu dipakai di seluruh kabupaten/kota. Pemakain secara masif akan meningkatkan ekonomi pelaku UMKM”, ujarnya.

Tenun Ikat NTT Karya Intelektual

Contohnya seluruh kabupaten itu dua sampai tiga hari diwajibkan pakai tenun ikat. Satu hari pakai motif daerah dan dua hari pakai tenun ikat. Di gereja-gereja, sekolah-sekolah, dan tempat-tempat lainnya pakai itu tenun ikat. “Saya harapkan instansi-instansi vertikal juga dapat mewajibkan para karyawan memakai tenun ikat satu atau dua hari dalam seminggu. Kita harus tunjukkan kebanggaan memakai karya intelektual yang hebat ini”, jelas Gubernur VBL.

Sementara Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengatakan kegiatan Festival Tenun ini merupakan bentuk dukungan BI terhadap UMKM. Kita harus selalu bersinergi. “Kegiatan Exotic Tenun Fest merupakan bagian dari bentuk dukungan BI untuk semakin meningkatkan level tenun NTT”, jelasnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja dalam laporannya menjelaskan tujuan dari Exotic Tenun Fest 2022 adalah untuk meningkatkan penggunaan produk UMKM, meningkatkan kesadaran masyarakat umum terhadap keindahan motif NTT serta upaya pemulihan ekomomi. Perhelatan festival ini berlangsung sampai dengan (15/8).

Tenun Ikat NTT Karya Intelektual

“Capaian Festival seperti ini tahun lalu mencapai Rp. 1,4 miliar. Kegiatan Festival tahun 2022 ini diikuti oleh 62 UMKM dengan total produk 930 produk baik itu kain tenun maupun produk turunan seperti kopi, kuliner dan lain-lain”, jelas Nyoman Ariawan.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur bersama para bupati membuka kegiatan tersebut dengan memukul moko sebanyak 5 kali. Tampak hadir Kepala OJK, Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Negara Provinsi Nusa Temggara Timur, Ketua Kadin NTT, Direktur Utama Bank NTT, Bupati Sikka, Bupati Nagekeo, Bupati Sabu Raijua, Bupati Manggarai Timur dan Bupati Manggarai, para Staf Khusus Gubernur dan undangan lainnya. (mar/jp; foto humaspemprovntt)

Bagikan berita ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Festival Arak-Arakan Cheng Ho 2022 Menjejaki Sejarah Klenteng Sam Poo Kong
Next post Tiga Tahun Indonesia Swasembada Beras, International Rice Research Institute Pun Akui