Khansa Syahla Aliah 7 Summiteer Indonesia Termuda Di Umur 10 Tahun

Sinmeta-, Walaupun usianya masih sangat muda, namun ia telah berhasil mengukir sejarah sebagai 7 Summiteer Indonesia termuda di umur 10 tahun. Menjadi seorang 7 summiteer Indonesia menjadi impian para pendaki sebagai salah satu bentuk kecintaannya terhadap alam Indonesia. Begitu juga bagi Khansa Syahla Aliah yang akrab dipanggil Khansa.

Membutuhkan waktu yang tidak sebentar, Khansa memerlukan waktu sekitar 2 tahun 4 bulan agar impiannya tercapai. Keinginannya untuk mendaki Gunung Semeru setelah menonton film “5 cm” menjadi awal impiannya menuju 7 puncak tertinggi di Indonesia.

Setelah persiapan fisik yang cukup selama 3 bulan dan mengumpulkan pengetahuan tentang mendaki gunung yang di dampingi oleh ayahnya yang juga seorang pendaki gunung, Khansa pun berhasil mencapai puncak Semeru di umur 8 tahun.

Setelah Gunung Semeru, Khansa berhasil mencapai puncak Gunung Latimojong di tahun 2015. Selanjutnya, Gunung Kerinci, Gunung Binaiya, Gunung Rinjani dan Gunung Bukit Raya berhasil dicapainya di tahun 2016.

Menuju pendakian Gunung Cartenz, Khansa lebih giat lagi berlatih dan mempersiapkan fisiknya. Selain lari, jogging, naik sepeda dan berenang, ia juga berlatih panjat tebing di Mapala UI, tebing Ciampea dan tebing Parang. Di waktu tertentu, Khansa juga terus mendaki gunung agar tubuh tetap bugar.

Pada tanggal 15 Juli 2017, Khansa akhirnya berhasil menapaki puncak Cartenz dan menyelesaikan impiannya untuk mendaki 7 puncak tertinggi di Indonesia.

Selain itu, di awal tahun 2022 Khansa Syahlaa, bersama ayahnya Aulia Ibnu, dan tim dari Organisasi Pecinta Alam Kirana Sawerigading berhasil mendaki tiga puncak gunung yang dikenal paling sulit di Sulawesi. Dalam rangkaian ekspedisi The 7 Longest Indonesia, mereka sampai di puncak Gunung Toelangi (3.016 mdpl), puncak Gunung Baliase (2.894 mdpl), dan puncak Gunung Kabentonu (2.886 mdpl) selama 12 hari. Ekspedisi 7 Longest Indonesia ini adalah pendakian dengan tujuh rute terpanjang di Indonesia.

Baginya, rasa takut saat mendaki menjadi hal yang penting karena kalau kita tidak punya rasa takut sama sekali, hal itu menjadi bahaya juga karena kita bisa lengah terhadap bahaya yang mengintai. Ptb; foto docpri)

Bagikan berita ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Pantai Batu Cincin Ende “Tewi Mbi’a
Next post “Business Gathering” Perkuat Pasar Di Korea Selatan