BRIN Ungkap Periode Akhir Cuaca Panas Ekstrem Indonesia

SINMETA.CO.ID, Jakarta – Cuaca panas menyengat di Indonesia diprediksi masih akan terus berlangsung. Bahkan, sebagian besar wilayah Indonesia akhir-akhir ini tengah mengalami kemarau dengan cuaca panas yang terbilang cukup ekstrim.

Di sejumlah daerah, pada siang hari suhu udaranya bisa mencapai 35 hingga 38 derajat Celcius. Dengan adanya fenomena tersebut, tak sedikit orang yang bertanya-tanya cuaca panas ini akan berlangsung sampai kapan.

Berdasarkan pengamatan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), suhu udara yang panas menyengat mulai terasa sejak tanggal 4-8 Oktober 2023.

BMKG juga menyebutkan, sebagian besar wilayah Pulau Jawa dan Bali mengalami kemarau panjang yang ekstrem lebih dari 60 hari.

Hari tanpa hujan yang ekstrim juga melanda sebagian besar wilayah NTB (Nusa Tenggara Barat), NTT (Nusa Tenggara Timur) dan wilayah Sulawesi Selatan.

BMKG mencatat suhu maksimum harian di sebagian besar wilayah Indonesia pada 1 sampai 2 Oktober 2023 berkisar 35-36,6 derajat Celcius pada pagi hari.

Dalam keterangan resmi BMKG memprediksikan fenomena cuaca panas di Indonesia dalam periode Oktober ini masih terus berlangsung. Karena kondisi cuaca panas masih mendominasi pada siang hari.

Adapun pemicu suhu panas menyengat di Indonesia yang terjadi akhir-akhir ini adalah efek dari perubahan iklim.

Sementara itu, menurut peneliti Klimatologi Pusat Iklim dan Atmosfer dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Erma Yulihastin, memprediksi cuaca panas menyengat di Indonesia akan berlangsung hingga November 2023.

Ia menyebutkan, salah satu pemicu cuaca panas ekstrem yaitu efek dari fenomena clear sky atau langit tanpa awan. Fenomena tersebut sudah berlangsung sejak bulan September kemarin.

Berdasarkan studi yang pihaknya lakukan, kondisi clear sky bisa terus berlanjut jika ada El Nino dan IOD (Indian Ocean Dipole) positif. Sehingga awal hujan di wilayah Pulau Jawa mundur 2 sampai 3 dasarian.

Diketahui saat Indonesia tengah mengalami dua fenomena iklim, yakni El Nino serta IOD positif.

BMKG memprediksikan El Nino di Indonesia stabil pada level moderat sampai bulan Februari 2023. Sementara, IOD positif akan bertahan hingga akhir tahun 2023. Kedua fenomena tersebut mengakibatkan cuaca panas menyengat di Indonesia jadi lebih kering dan berkepanjangan.

Bagikan berita ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Pemerintah Dinilai Lamban Tangani Karhutla di Banjarbaru
Next post Tiktok Shop Resmi Ditutup, Akankah UMKM Kembali Berjaya?