Bencana Kelaparan Landa Yahukimo, 11 Orang Meninggal Dunia

SINMETA.CO.ID, Yahukimo – Bencana kelaparan kembali melanda wilayah Papua Pegunungan. Kelaparan dilaporkan terjadi di sejumlah kampung di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo. Setidaknya 11 warga dilaporkan meninggal akibat kelaparan, selama September-Oktober 2023.

Kepala Distrik Amuma, Zakeus Lagowan, saat dihubungi dari Jayapura, Selasa (17/10/2023), mengatakan, kelaparan tersebut merenggut sembilan nyawa bayi dan anak-anak serta dua orang dewasa.

”Sembilan yang meninggal yakni bayi dan anak-anak terjadi pada September. Sementara pada awal Oktober ini ada laporan lagi dua dewasa yang meninggal,” katanya.

Saat ini pihak Distrik Amuma masih melakukan verifikasi kepada kepala kampung terkait identitas korban yang meninggal.

Menurut Zakeus, curah hujan tinggi membuat hasil kebun warga gagal panen. ”Gagal panen ini terjadi di 13 kampung di Distrik Amuma, yang juga menjadi tempat tinggal warga yang meninggal. Masyarakat kehilangan sumber makanan,” katanya.

Dia menyebut, selama ini warga di kampung-kampung Distrik Amuma mengandalkan pangan dari tanaman di kebun sendiri. Namun, saat musim hujan tiba, berbagai hama sepeti ulat merusak umbi-umbian yang ditanam oleh warga. Dedaunan juga menjadi rusak sehingga tidak dapat dikonsumsi.

Sebagian warga, lanjut Zakeus, sempat memilih untuk mengungsi ke distrik tetangga. Namun, dia lalu mengimbau warga untuk kembali untuk menerima penyaluran beras dari Pemerintah Kabupaten Yahukimo.

”Pada awal Oktober (2023), kami salurkan empat ton dari pemerintah (Yahukimo). Kami salurkan dari Dekai dengan total biaya penerbangan Rp 90 juta. Biaya penerbangan menggunakan dana pemerintah dan uang pinjaman pribadi,” ujarnya.

Sementara dalam keterangan tertulisnya, Bupati Yahukimo Esau Miram mengungkapkan, pihaknya justru belum menerima laporan terkait kematian akibat bencana kelaparan. Pemerintah Kabupaten Yahukimo baru akan memanggil perwakilan kepala kampung atau kepala distrik untuk memintai keterangan dan data lengkap korban meninggal.

Esau menyatakan, Pemerintah telah melakukan upaya untuk mencegah berbagai bencana di sejumlah di distrik, termasuk di Amuma. Pihaknya mengirim bantuan beras yang juga disalurkan Pemerintah Distrik Amuma.

”Bantuan tersebut dikirim setelah adanya laporan dari salah satu perwakilan Kepala Kampung dari Distrik Amuma, menyangkut situasi dan kondisi Distrik Amuma yang beberapa waktu terakhir dilanda cuaca hujan,” kata Esau.

Adapun Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Sulaeman mengatakan, dalam beberapa waktu terakhir sebagian besar wilayah di Kabupaten Yahukimo terus diguyur hujan. Puncak kemarau berakhir pada September 2023, setelahnya wilayah Yahukimo terus diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Zakeus, masuknya musim hujan pada September tersebut membuat tanaman di perkebunan warga mengalami gagal panen. Ubi-ubi kering beserta daunnya berjamur termakan ulat sehingga tidak bisa dikonsumsi.

Kendati saat ini kebutuhan pangan warga berangsur terpenuhi, Zakeus berharap pemerintah kembali menyiapkan kebutuhan bahan pokok susulan.

”Kami sedang mendata jumlah warga serta identitas warga yang meninggal untuk kami laporkan kepada Bupati. Semoga bantuan kembali turun untuk menghindari korban lebih banyak lagi,” tutur Zakeus.

Dilansir dari Kompas, sepanjang 2023 ini, kelaparan juga memakan korban jiwa di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Juli 2023. Sebanyak enam warga meninggal serta berdampak pada sedikitnya 7.500 orang. Kejadian ini dipicu kekeringan di daerah itu selama dua bulan terakhir.

Bagikan berita ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Presiden Jokowi dan Presiden Sri Lanka Adakan Pertemuan Bilateral
Next post Bandara Internasional Kertajati Akan Layani 32 Penerbangan Per Hari