KKT, Surga Terpendam Di Ujung Selatan Maluku
Sinmeta-, Bertempat di Jakarta, pada hari Kamis 12 Januari 2023 tokoh masyarakat Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) Lukas Uruwatuw (Mantan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat) mengadakan pertemuan bersama Mayjen TNI (Purn) Dr. Rizerius Eko Hs, dan perwakilan investor dari China Ms. Tania.
Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai peluang investasi Cina di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Seperti yang kita ketahui banyak sekali peluang investasi yang bisa menjadi strategi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia.
Potensi yang menjadi peluang di KKT ini adalah :
Food Estate
Program Lumbung Pangan Nasional (Food Estate), merupakan program pemerintah yang memiliki konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan bahkan peternakan di suatu kawasan. Hal ini dalam rangka untuk menjaga ketahanan Pangan nasional. Program food estate di KKT ini yakni meliputi budidaya jagung, padi, udang, tuna, dan hasil tangkap laut ikan lainnya. Bisnis plan ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, tapi juga untuk eksport dan salah satunya guna menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Pelabuhan dan Airport (Domestik Maupun Internasional)
Hal ini bertujuan untuk peningkatan konektivitas antar wilayah, salah satunya untuk perdagangan, dan juga untuk mempersingkat waktu guna meningkatkan perputaran perekonomian. Tentu ini akan memudahkan bagi pengiriman ekspedisi (baik melalui sea transportation, maupun cargo flight).
Pariwisata
Banyak potensi alam, laut yang bisa menjadi area wisata. Explorasi pantai di Tanimbar dapat menjadi unggulan bagi pariwisata di Indonesia selain Bali dan Lombok. Tentu ini bisa menjadi nilai tambah bagi Kabupaten Kepulauan Tanimbar untuk menarik wisatawan baik domestik maupun internasional.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Solar energy atau energi surya merupakan sumber energi baru dan terbarukan. Rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga surya khususnya di KKT (Kabupaten Kepulauan Tanimbar) ini adalah agar dapat mempercepat rasio kelistrikan dan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak di daerah terpencil atau perbatasan. Rencana ini sejalan dengan program pemerintah terkait penggunaan energi surya yang menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Diharapkan para stakeholder dapat bekerjasama memberikan masukan untuk pengembangan energi surya ini sebagai energi baru terbarukan di Indonesia”, ujar Ms. Tania.
Sedangkan George N. Kuahaty, Direktur Utama SINMETA mengungkapkan, melihat ini menyambut baik investor Cina dimaksud, sehingga ketersediaan listrik dapat terpenuhi di KKT (Kabupaten Kepulauan Tanimbar). Selanjutnya dapat pula dihasilkan hidrogen cair yang dapat di ekspor ke luar negeri.
Apalagi KKT ini berada di daerah perbatasan dekat dengan Darwin, Australia. Dimana ini menjadi salah satu strategi secara geostrategis maupun geopolits bagi KKT dalam mengembangkan pembangunan daerah perbatasan guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian Indonesia.
“Semoga ada peluang yang bisa di sinergikan antara KKT dengan pihak Investor dari China, untuk mewujudkan ketahanan pangan, konektivitas, pariwisata, dan mendukung infrastruktur lainnya guna meningkatkan perekonomian Indonesia”, kata Lukas Uruwatuw.
Sebagai wilayah perbatasan menjadi beranda Indonesia, maka pentingnya peran pemerintah, masyarakat dan pihak swasta untuk bisa berkolaborasi secara harmonis salah satunya untuk menjaga ketahanan pangan nasional, dan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim dunia dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan guna mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia. (indiska; foto nia)