Sejumlah Sniper Dikerahkan Untuk Amankan KTT G20 Di Garuda Wisnu Kencana

Sinmeta-, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan sejumlah sniper atau penembak jitu dikerahkan untuk mengamankan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di area Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali.

“Kalau di sini (Tahura Ngurah Rai) ada dua titik (sniper). Kalau di GWK ada enam titik. Jadi memang situasinya berbeda-beda. Situasi yang berbeda membuat penilaiannya kita juga berbeda. Kalau pengamanan semua sudah tergelar,hanya tadi kecil-kecil saja yang bisa disempurnakan dalam satu hari”, kata Jenderal Andika Perkasa (11/11) di Denpasar Bali.

Sejumlah Sniper Dikerahkan Untuk Amankan KTT G20 Di Garuda Wisnu Kencana

Jenderal Andika Perkasa menyebutkan, sejauh ini persiapan pengamanan KTT G20 sudah mencapai 99 persen,tinggal 1 persen yang perlu disempurnakan. “(Sudah) 99 persen yang satu persen ini penghalusan saja masing-masing orang ini,benar-benar paham dan semua yang digelar benar-benar sudah lengkap. Mungkin besok sore sudah 100 persen”, katanya.

Menurut Jenderal Andika Perkasa, tantangan pengamanan di Tahura Ngurah Rai lantaran area tersebut dikelilingi hutan mangrove. Sebagai langkah antisipasi selanjutnya, kendaraan berlapis baja akan disiagakan di sejumlah titik.

“Di mangrove terbesarnya, karena proteksi alam ini sedikit, artinya bangunan itu proteksi alam sedangkan di sini mulai dari tempat holding cukup terbuka. Kemudian, nanti acara di track menuju ke area mangrove juga terbuka. Tetapi kita juga punya solusi kondisi dari proteksi yang tidak ada, kita hadirkan kendaraan berlapis baja”, jelas Jenderal Andika Perkasa.

Sejumlah Sniper Dikerahkan Untuk Amankan KTT G20 Di Garuda Wisnu Kencana

Untuk personel yang ditempatkan di kawasan Tahura Mangrove sebanyak 180 pasukan. Angka ini di luar personel pengamanan yang ada di jalan. “Siapa tahu diperlukan dan juga ring kami pengamanan di ring luar itu cukup rapat. Walaupun kelihatannya padat, itu susahlah orang jalan apalagi biasanya mereka terendam air. Tapi tetap kita pasang, kita tidak mau ambil resiko, sehingga di (parameter) keluar pun kita bisa tahu seandainya ada orang masuk”, ujar Jenderal Andika Perkasa.

Evaluasi selanjutnya adalah kesiapan mini ICU stasioner termasuk mini ICU ambulans. “Terus juga ada posisi dari pasukan khusus dari matra laut yang mungkin kita perlu perbaiki. Tadinya mereka menggelar di luar pintu air, tetapi saya ingin ada juga yang di dalam tapi semua aset sebetulnya sudah ada,tinggal kita pindahkan ke sini,” imbuh Jenderal Andika Perkasa. (sigit/ tjoek; foto humasmabestni)

Bagikan berita ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Kominfo Jatim Dukung Stikosa AWS Mantap Beraksi Dengan Konsep IKI
Next post Dr. H. Hilmy Muhammad M.A : Nasionalisme Bukan Fanatisme