KSP Konsisten Dukung Pengembangan Potensi Daerah
Sinmeta-, Pemerintah pusat melalui Kantor Staf Presiden (KSP) terus mendukung pengembangan potensi ekonomi, sumber daya manusia maupun sumber daya alam di daerah. Hal ini disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko saat menerima kunjungan Bupati Meranti, Kep. Riau, Muhammad Adil di Gedung Bina Graha, Jakarta (6/9) untuk membahas pengembangan sektor pertanian, peternakan dan perikanan di kabupaten kepulauan tersebut.
“KSP selalu konsisten mendukung pemajuan daerah melalui program-program kolaboratif dengan Kementerian/Lembaga di tingkat pusat. Kabupaten Meranti punya potensi pangan sagu yang besar dan komoditas ikan kakap putih yang menguntungkan di sektor perikanan. Ini kekayaan yang pengelolaannya harus didukung oleh pemerintah di pusat dan di daerah”, kata Moeldoko.
Sementara itu, potensi lahan pertanian di Kab. Meranti kerap kali terancam dengan banjir rob dan abrasi air laut. Oleh karenanya pemerintah Kab. Meranti memohon bantuan pemerintah daerah dan pusat untuk pembangunan tanggul sepanjang kurang lebih 20 km untuk menyelamatkan lahan pertanian produktif. Dan KSP akan berupaya untuk membangun koordinasi dengan Kementerian PUPR, kementerian/lembaga terkait dan pemerintah provinsi.
Di sektor pengembangan SDM, KSP juga mendorong pengembangan vokasi di Kab. Meranti sehingga anak-anak muda bisa mendapatkan keahlian teknis untuk mengelola sumber daya disana. Kab. Meranti memang menjadi salah satu kawasan penghasil sagu terbesar di Indonesia selain Papua dan Maluku.
Menurut laporan Bupati Muhammad Adil, saat ini ada sekitar 81,000 hektar lahan sagu yang menghasilkan sekitar 280,000 ton per tahun. Kabupaten kepulauan itu juga memiliki potensi perkebunan kelapa seluas 38,000 hektar dan perkebunan karet seluas 21,000 ha. Meranti juga memiliki salinitas atau kadar garam yang terlarut dalam air berada di angka 24 sampai 25 ppt cocok dijadikan habitat untuk pengembangan kakap putih (Lates Niloticus).
Walaupun begitu, sepanjang 23 km jalan utama di kabupaten kepulauan tersebut masih belum diaspal. Infrastruktur jalan yang masih minim ini menghambat distribusi ekonomi daerah. Potensi besar Meranti yang tidak dikelola secara maksimal juga berkontribusi pada tingkat kemiskinan di Kab. Meranti dimana 20.430 keluarga dikategorikan miskin ekstrem dari 50.079 keluarga yang tersebar. (tjoek; foto humasksp)