G20 Mewujudkan Kebijakan Investasi Dan Industrialisasi Berkelanjutan

Sinmeta-, The Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) berpartisipasi dalam Pertemuan Ketiga Group of Twenty (G20) Trade, Investment and Industry Working Group (TIIWG) yang diselenggarakan 19-20 September 2022 di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, Nusa Dua, Bali.

Dihadiri Djatmiko Bris Witjaksono, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Republik Indonesia; Riyatno, Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal, Kementerian Investasi/BKPM Republik Indonesia; dan Eko S A Tjahyanto, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.

Pertemuan TIIWG G20 berfokus pada peningkatan aksi kolektif dan penguatan komitmen di bawah enam prioritas TII G20 Indonesia, yaitu (1) Reformasi WTO; (2) Peran Sistem Perdagangan Multilateral untuk Memperkuat Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs); (3) Respons Perdagangan, Investasi dan Industri terhadap Pandemi dan Arsitektur Kesehatan Global; (4) Perdagangan Digital dan Rantai Nilai Global (GVC); (5) Mendorong Investasi Berkelanjutan Bagi Pemulihan Ekonomi Global; dan (6) Industrialisasi yang Berkelanjutan dan Inklusif melalui Industri 4.0. Pertemuan juga mempertimbangkan rekomendasi dari pemangku kepentingan terkait seperti sektor publik dan swasta, organisasi internasional, dan lembaga non-pemerintah untuk finalisasi Ministerial Statement.

Djatmiko Bris Witjaksono, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia membuka pertemuan dengan menyambut seluruh kementerian dan delegasi. Fokus dari TIIWG ketiga ini adalah untuk menyusun dan menyelesaikan pertemuan tingkat menteri untuk TIIMM, serta menangani 6 isu prioritas.

Djatmiko Bris Witjaksono mengucapkan terima kasih atas kontribusi delegasi dari TIIWG sebelumnya, dan menegaskan kembali pentingnya sinergi perdagangan, investasi dan industri dalam mengejar pemulihan yang lebih baik dari pandemi.

Di tekankan oleh Bris Witjaksono perlunya inklusivitas dan pragmatisme dalam menyusun Ministerial Statement. “Terimakasih kepada anggota Sherpa Track yang telah membantu dalam penyusunan Ministerial Statement”, ujarnya.

Perwakilan Italia berterima kasih kepada inisiatif Pemerintah Indonesia untuk membuat draft pertama dan mendorong semua anggota untuk mengatasi masalah dengan solusi bersama. Di sisi lain, India percaya bahwa G20 adalah forum untuk merundingkan semua kepentingan termasuk perkembangan geopolitik. Mereka mendukung misi dan agenda Kepresidenan G20 Indonesia.

Mengenai topik Industrialisasi yang Berkelanjutan dan Inklusif melalui Industri 4.0, Dr Lili Yan Ing, sebagai Penasihat Utama ERIA untuk Asia Tenggara memberikan pendapatnya. Dr Ing menggarisbawahi dampak pandemi COVID-19 dan meningkatnya ketegangan politik global yang telah menimbulkan tantangan serius bagi ekonomi global, bersama dengan dua -masalah pembangunan yang sedang berlangsung: meningkatnya ketidaksetaraan dan perubahan iklim.

“Mempertimbangkan tantangan ini, langkah-langkah fasilitasi investasi dalam mempromosikan investasi yang berkelanjutan, tahan iklim, dan inklusif perlu diperhitungkan, dan transisi menuju Industri 4.0 khususnya di sektor manufaktur juga harus mempertimbangkan keberlanjutan dan Inklusivitas”, kata Dr Lili Yan Ing.

Kemudian Dr Lili Yang Ing memberikan dua rekomendasi kepada anggota G20 : Pertama, G20 harus melanjutkan dan membangun kolaborasi multilateral yang ada, seperti WTO Joint Statement on Investment Facilitation for Development, untuk investasi yang lebih berkelanjutan, dapat diprediksi, non-diskriminatif, dan transparan; Kedua, G20 harus lebih memperhatikan upaya sistematis untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja kita saat mereka beralih ke Industri 4.0, untuk menghindari melebarnya kesenjangan sebagai konsekuensi yang tidak diinginkan.

Akhir kata, Dr Lili Yang Ing menekankan pentingnya investasi dan industrialisasi berkelanjutan sebagai landasan untuk mencapai pemulihan ekonomi yang tangguh dan inklusif. Memperhatikan pentingnya berbagi praktik terbaik tentang investasi berkelanjutan. Dirinya menyuarakan dukungannya untuk pembentukan G20 Sustainable Investment Policy Toolkit.

Pertemuan TIIWG ketiga ini juga diikuti dengan rangkaian Pertemuan G20 Tingkat Menteri Perdagangan, Investasi dan Industri (TIIMM) pada 22-23 September 2022 di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, Nusa Dua, Bali.

Profesor Hidetoshi Nishimura, Presiden ERIA, Koji Hachiyama, Chief Operating Officer ERIA, dan Dr Lili Yan Ing, akan berpartisipasi dalam TIIMM G20. (lela; foto humaskemenkoinfo)

Bagikan berita ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post SSB Samudera Putera Ternate Siap Bersaing Dan Bertanding Di Kompetisi Liga TopSkor Tahun 2022-2023
Next post Hadapi Dinamika Geopolitik Dunia, Perlu Formulasikan Kebijakan Meningkatkan Ketahanan Bangsa