Hadapi Ancaman Krisis Pangan Global, Penting Setiap Wilayah Miliki Sistem Ketahanan Pangan Mandiri

Sinmeta-, Penting setiap wilayah untuk memiliki sistem ketahanan pangan mandiri untuk bersiap menghadapi ancaman krisis pangan global, demikian disampaikan Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko dalam pertemuannya dengan Rektor Universitas Negeri Manado, Prof. Dietje A. Katuuk, dan sejumlah petinggi perguruan tinggi di Sulawesi Utara tersebut di Gedung Bina Graha Jakarta (26/8).

“Masing-masing wilayah di Indonesia harus punya ketahanan pangan, jadi tidak bergantung pada suplai dari pulau atau daerah lain”, jelas Panglima TNI 2013 – 2015 tersebut.

Perlu diketahui, pemerintah saat ini terus berupaya untuk menjaga pilar ketahanan pangan dengan menjamin jumlah dan mutu ketersediaan pangan dengan harga terjangkau. Hal ini sesuai dengan amanat UU Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan bahwasanya masyarakat mempunyai hak dan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan cadangan pangan.

Sistem Ketahanan Pangan Mandiri

DR.Moeldoko pun menganalogikan sistem ketahanan pangan daerah dengan salah satu strategi pertahanan militer, yakni sistem kompartemen. Dimana dalam keadaan perang berkepanjangan, semua pulau-pulau besar dituntut punya kemandirian karena sulitnya mendatangkan logistik dari luar pulau.

“Dan sistem kompartemen ini sangat selaras dengan isu pertanian dan ketahanan pangan sekarang. Apalagi kita sedang menghadapi situasi global yang sulit. Jadi harus bisa memenuhi kebutuhannya secara mandiri”, tegas DR. Moeldoko.

Sementara itu, pihak Universitas Negeri Manado datang menemui DR. Moeldoko untuk membahas tentang potensi pengembangan komoditas pertanian unggul padi dan jagung serta budidaya sorgum di Sulawesi Utara.

Oleh karenanya, inisiatif Universitas Negeri Manado untuk mengembangkan produk pangan unggulan mendapatkan apresiasi yang tinggi dari Kepala Staf Kepresidenan.

Hadapi Ancaman Krisis Pangan Global

“Saya senang kalau mahasiswa bisa ikut mendukung program ketahanan pangan di wilayahnya. Ajak dan ajarkan juga anak-anak mahasiswa dan masyarakat lokal untuk membuat pupuk organik. Senang sekali kalau mahasiswa punya banyak pilihan untuk mengembangkan produk-produk di sektor pertanian”, pesan Moeldoko.

Moeldoko pun berharap agar masyarakat mulai mengubah mindset agar tidak hanya bertani untuk cukup makan, tapi juga mulai memikirkan bagaimana berinovasi dalam sektor pertanian.

Sebagai catatan, dari pihak Universitas Manado selain hadir Prof. Dr. Deitje A. Katuuk, MPd (Rektor), juga didampingi oleh Prof. Dr. Orbanus Naharia, MSI (Wakil Rektor Bidang Akademik), Dr. Masje Wurarah, MSi (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FMIPAK) dan Dr. Sjedie Watung, MAP (Asdir 1 Bidang Akademik Pascasarjana).

Hadapi Ancaman Krisis Pangan Global

Lebih lanjut, Rektor Universitas Manado menambahkan bahwa selain pihaknya telah berhasil mengembangkan tanaman padi lewat Bibit M70D, diarea pertanian milik civitas akademika. “Sekaligus pula berharap mendapatkan support dari Kantor Staf Kepresidenan terkait bibit sorgum dalam upaya pengembangan pertanian sorgum di Sulawesi Utara. Sekaligus tentunya Kepala Staf Kepresidenan, DR.Moeldoko berkenan memberikan kuliah umum di Universitas Manado”, pungkas Prof. Dietje A. Katuuk. (tjoek; foto gung)

Bagikan berita ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Kemendagri-Kemenkeu Dukung Penguatan Kelembagaan, Dan Tata Kelola Zakat Oleh BAZNAS
Next post Kerajinan Sumatera Utara Bernilai Seni Yang Tinggi