Sinmeta-, Melalui program “Juara Ekspor Cabai” yang digagas oleh Eksportir yang bekerjasama dengan Bank Indonesia, PT. Aspenku, Sri Nuryanti-Mantan Atase Pertanian di KBRI Tokyo serta Lukmanul Hakim-Staf Khusus Wakil Presiden Republik Indonesia, cabai produksi sistem hidroponik dari sepuluh pondok pesantren berhasil menembus pasar Negeri Sakura.

Terbukti pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan agama ternyata tidak hanya melahirkan generasi islam yang berpendidikan dan berakhlak baik, tetapi juga minat pengembangan pertanian yang berorientasi ekspor.

Sebagai pengiriman perdana, sebanyak 102 kilogram cabai beku tersebut disertifikasi oleh Sandi dan M. Danang Kusuma-Pejabat Karantina Pertanian Tanjung Priok @karantinapertanianpriok  dengan melakukan pemeriksaan kelengkapan persyaratan administratif serta pemeriksaan fisik serta kesehatan.

CABAI Tembus Negeri Sakura

“Sesuai dengan persyaratan fitosanitari dari otoritas karantina di Jepang, pengiriman cabai segar sebenarnya dilarang masuk ke Jepang karena potensi membawa lalat buah Bactrocera dorsalis species complex, kecuali dibekukan dan harus terjaga dalam suhu di bawah -17,8 ‘C selama perjalanan dari negara asal hingga sampai ke negara tujuan dan lolos uji keamanan pangan (residu pestisida)”, ujar Iyar-Analis Perkarantinaan Tumbuhan Ahli Madya sekaligus sebagai Advisor di Kantor Wilayah Kerja Bogor.

Eksportasi perdana ini nantinya akan ditindaklanjuti dengan menggunakan kontainer berpendingin apabila ada sambutan yang menjanjikan dari konsumen di Jepang.

“Insha Allah pelepasan ekspor cabai beku menggunakan kontainer reefer akan dilakukan oleh Bapak Wakil Presiden RI dalam rangkaian acara Muslim Life Trade pada 26-28 Agustus 2022 ini”, pungkas Faizal yang mewakili perusahaan eksportir. (yap; foto humaskptj)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *