Alasan Memilih
Mendekati tahun politik 2024 untuk pemilu dan pilpres dikhawatirkan akan menghidupkan lagi golongan putih (golput) alias tidak memilih. Partisipasi dalam pemungutan suara diharapkan maksimal dan kesadaran politik masyarakat meningkat dibanding 5 tahun silam.
Pemilih sering kecewa dengan figur yang sudah dipilih namun tidak konsisten program yang sudah dijanjikan. Fenomena ini biasanya terjadi karena kekecewaan hingga sikap masa bodoh dengan pesta demokrasi.
George Kuahaty menilai bahwa ada yang salah dengan sikap pemilih dan juga cara pandang terhadap politik yang terlalu dianggap kotor. Pendidikan politik perlu ditingkatkan kualitasnya pada masyarakat pada semua strata, tegas George. Partai politik diharapkan berbenah dan fokus pada kepentingan elektoral untuk menjaga fungsi partai sebagai perwakilan suara hati rakyat.
Lain halnya dengan swing voters yang baru baru ini di ungkapkan LSN pada survei Juni 2022 yang ada pada kisaran 48%. Ini masih terlalu tinggi untuk cepat mengambil kesimpulan nilai elektabilitas para kandidat calon presiden. Celanya masih terlalu besar apalagi ditambah golput menurut George.
Menurut Direktur Lembaga Riset dan Penelitian Indonesia (RISPENINDO) George Kuahaty, ada beberapa hal yang dapat mereduksi golput maupun swing voters. Pertama Rekam jejak, kinerja dan pengalaman serta latar belakang menjadi asas rekam jejak para kandidat. Masyarakat akan melihat sepak terjang kandidat baik dalam internal keluarga maupun di lingkungan eksternal.
George juga tidak menyangkali bahwa kepribadian kandidat capres akan menjadi penentu keterpilihan. Perilaku, moral dan etika dalam jejak kehidupan baik secara langsung maupun dalam bentuk jejak digital terus dimonitor rakyat.
Faktor lainya yaitu program kerja. Road map kinerja kandidat seharusnya sudah dibaca oleh masyarakat dan distribusikan dalam bentuk nyata. Rakyat tidak ingin keindahan program kerja tapi fakta yang lebih ril di lapangan. Ucapan dan tindakan harus sejala. Penting melakukan terobosan dan usaha extramile.
Untuk itu George menyimpulkan ada tiga variabel penting untuk membuat pemilih mendapat alasan memilih terkait kandidat capres. Variabel yang dimaksud adalah rekam jejak, kepribadian dan program kerja.
George Kuahaty, Direktur Lembaga Riset dan Penelitian Indonesia (Rispenindo)