SINMETA.CO.ID, Jakarta – DKI Jakarta dan Medan masuk dalam daftar empat kota teratas dengan kualitas udara terburuk atau paling berpolusi di dunia pada Rabu pagi, berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir. Kualitas udara di DKI Jakarta pada pukul 07.00 WIB berada dalam kategori tidak sehat dengan indeks kualitas udara (AQI) berada di angka 153, serta angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 memiliki konsentrasi polutan 59 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi tersebut setara 11, 8 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kota dengan kualitas udara terburuk di dunia berada di Lahore, Pakistan dengan indeks kualitas udara pada angka 167, kemudian Kinshasa, Kongo dengan indeks 157. Kota Medan menduduki peringkat ketiga kota paling berpolusi di dunia dengan indeks 157, disusul Jakarta pada posisi keempat dengan indeks yang sama di angka 153.
Sejumlah wilayah di Jakarta yang tercatat memiliki kualitas udara dengan kategori tidak sehat, yakni Kompleks Menteri Widya Chandra Jakarta Selatan, Jeruk Purut, Kemayoran, Cilandak Barat, Kebon Jeruk dan Kemang. Masyarakat pun direkomendasikan untuk menghindari aktivitas luar ruangan, mengenakan masker saat di luar, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor, serta menyalakan penyaring udara.
Sementara itu, Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mencatat bahwa kualitas udara di Jakarta secara keseluruhan untuk polusi udara PM2,5 berada pada kategori sedang dengan indeks angka 86. Kategori sedang berarti tingkat kualitas udara tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.
Sejumlah wilayah yang tercatat berada pada kategori udara sedang, yakni Bundaran HI, Kelapa Gading, Jagakarsa dan Lubang Buaya.