SINMETA.CO.ID, Surabaya – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim) tengah berupaya mengeliminasi penyakit menular tuberkulosis (TBC). Hingga Oktober 2023, Dinkes Jatim telah menemukan dan mengobati pasien TBC sebanyak 74 persen atau setara 87.000 lebih kasus di seluruh Jatim.
Dokter Erwin Astha Triyono Kepala Dinkes Jatim menyatakan, target Jatim pada 2023 untuk mengeliminasi TBC sebesar 90 persen dari estimasi insiden 93.309 kasus. Menurut Erwin, meningkatnya kasus TBC di kabupaten/kota merupakan hal positif.
“Peningkatan penemuan kasus TBC menunjukkan kinerja dinkes kabupaten/kota semakin baik, karena semakin banyak yang ditemukan semakin cepat untuk diobati dan tingkat penularannya bisa diturunkan,” kata Erwin dilasir dari Suara Surabaya.
Upaya penemuan kasus TBC di Jawa Timur didukung dengan aplikasi yang diluncurkan oleh Dinkes Jatim, yaitu E-TIBI yang merupakan aplikasi skrining TBC secara mandiri.
Melalui aplikasi E-TIBI berbasis website, masyarakat bisa mengassesment diri sendiri, apakah termasuk kelompok terduga TBS atau tidak. Masyarakat bisa mengaksesnya melalui tautan berikut https://dinkes.jatimprov.go.id/assesment-tbc/public/.
Apabila masyarakat mendapat hasil assesment sebagai kelompok terduga TBC setelah mengisi E-TIBI, maka akan ada notifikasi yang nantinya bakal dintindaklanjuti oleg tim puskesmas setempat.
“Ini bagian dari solusi untuk mengeliminasi TBC,” katanya.
Berbagai langkah di Provinsi Jatim ini juga menjadi upaya untuk mengeliminasi dan bebas TBC secara nasional pada 2030. Yang mana, target nasional juga sebesar 90 persen dari estimasi insiden 969.000 kasus.
“Strategi penanggulangan TBC di Indonesia menggunakan pendekatan Temukan dan Obati Sampai Sembuh (TOSS),” ujar Erwin.
Sebelumnya, Provinsi Jatim menyandang predikat temuan kasus TBC tertinggi kedua secara nasional dengan jumlah 81.753 kasus sepanjang 2022.