Tangerang Selatan Jadi Juara Kota Berpolusi Tidak Sehat

SINMETA.ID, Tangerang Selatan – Kota Tangerang Selatan di Banten, menjadi kota dengan predikat polusi udara tertinggi di RI pada pagi ini. Sementara, Jakarta masih tetap masuk ketegori tak sehat. Menurut data situs pemantau kualitas udara IQAir per Kamis (10/8) pukul 09.35 WIB, Tangsel mendapat skor 190 dan masuk kategori tidak sehat (Unhealthy).

Angka ini mencapai 26,2 kali dari standar udara yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Pengukuran situs ini berdasarkan kadar PM2.5, yang merupakan partikel udara lebih kecil dari 2,5 mikron yang biasanya berasal dari asal kendaraan bermotor dan pabrik, di udara. Nilai buruk Tangsel itu berdasarkan pengukuran udara di dua stasiun. Yakni, Pesantren Bayt Al-Quran, Pondok Cabe, yang punya skor 202 yang masuk kategori sangat tidak sehat (very unhealthy); dan Darul Quran Mulia, Gunung Sindur, dengan nilai 179, berkategori unhealthy.

Pada urutan kedua, Bandung mendapat skor 170 yang juga terbilang tak sehat. Peringkat berikutnya, yang juga masuk unhealthy, antara lain berturut-turut Tangerang 167, Serang, 165, Jakarta 160, Terentang (Kalbar) 154, dan Semarang 151. Di bawahnya ada Pontianak dengan skor 147, Palembang 146, Gedong Tataan (Lampung) 137. Kualitas udara ketiganya masuk kategori tak sehat untuk kelompok sensitif. Profesor Meteorologi dan Klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Edvin Aldrian mengungkapkan polusi udara yang kian pekat belakangan terkait dengan fenomena El Nino.

“Betul [ada kaitannya dengan El Nino]. Jadi biasanya karena berhubungan dengan kebakaran hutan,” kata dia dilansir dari CNNIndonesia.com, Selasa (8/8).

“Kalau di Jakarta karena musim kemarau banyak ladang-ladang yang dibakar jadi banyak asap yang mengambang”

El Nino merupakan fenomena pemanasan muka air laut di Samudera Pasifik yang berdampak pada penurunan curah hujan global, termasuk di Indonesia. Kondisi itu, kata Edvin, diperparah dengan hujan yang jarang terjadi di suatu wilayah sehingga tidak ada wet deposition alias proses penting menghilangkan gas dan partikel dari atmosfer.

“Karena tidak hujan, jadi dia banyak sekali polutan yang beredar di atmosfer,” tandasnya.

 

Bagikan berita ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Tarif Tol Jagorawi dan Sedyatmo Akan Naik di Pertengahan Agustus
Next post Presiden Jokowi Ajak Pelaku Seni Jajal LRT Jabodebek