SINMETA. ID, Labuan Bajo – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke 42 resmi digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur sejak 9 Mei lalu. Seluruh kepala negara dari negara negara di Asia Tenggara hadir untuk pertemuan guna membicarakan isu isu penting yang akan dihadapi oleh negara ASEAN beberapa tahun ke depan.
Namun ada yang janggal dalam pelaksanaan KTT ASEAN ke 42 ini yakni tidak hadirnya dua orang kepala negara yakni kepala negara Thailand dan kepala negara Myanmar. Perdana Menteri Thailand dipastikan tidak hadir karena sedang bersiap menjelang pemilihan umum pada akhir pekan ini. Lantas kemana Perdana Menteri Myanmar?
Kursi kepala negara dan delegasi Myanmar kosong pada pembukaan KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo. Posisi kursi tersebut persis di samping Malaysia dan di seberang Singapura.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan, ketidakhadiran pemimpin Myanmar sejalan dengan sikap ASEAN. Di mana selama ini telah mengecualikan junta militer Myanmar dalam pertemuan-pertemuan tingkat tinggi organisasi kawasan tersebut.
“Ini sesuai keputusan para pemimpin ASEAN. Jadi harus kita sepakati,” kata Retno, Rabu (10/5/2023).
Terlebih, junta militer dianggap gagal menerapkan Konsensus Lima Poin. Yakni sebuah rencana perdamaian yang diinisiasi oleh para pemimpin ASEAN pada April 2021 guna membantu mengakhiri konflik di Myanmar.
Konsensus Lima Poin menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog, mengizinkan ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar. Serta mengizinkan utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar.
“Namun perwakilan Kemenlu Myanmar turut hadir mewakili negaranya. Dalam pertemuan tingkat pejabat senior (SOM) ASEAN,” ujarnya.
(FW)