CEO LVMH Jadi Orang Terkaya Sedunia

Bernard Arnault, CEO dari produk fashion LVMH resmi jadi orang terkaya di dunia.

SINMETA.ID, Paris – Bos sekaligus CEO produsen barang fesyen mewah LVMH (Louis Vuitton Moet Hennessy) Bernard Arnault berhasil mendepak Elon Musk dari posisi teratas daftar orang terkaya di dunia versi Forbes. Ia berhasil mencapai puncak setelah melewati tahun yang gemilang dalam bisnisnya. Pendapatan, laba, dan sahamnya di LVMH naik ke rekor tertinggi, membuat kekayaan Arnault melejit sebesar US$53 miliar dalam 12 bulan terakhir.

Melansir Forbes, ini menjadi keuntungan terbesar yang pernah didapatkan dari miliarder mana pun di tahun ini.

Insinyur berusia 74 tahun ini masuk dalam daftar 2023 dengan kekayaannya sebesar US$211 miliar, melampaui Elon Musk yang menduduki peringkat pertama tahun lalu dengan kekayaan US$31 miliar, menurut perhitungan Forbes.

Sebenarnya, nama Arnault tidak begitu dikenal oleh khalayak seperti merek-merek yang dimiliki LVMH, yakni Louis Vuitton, Christian Dior, Tiffany, Sephora, Givenchy, Marc Jacobs, dan banyak lagi.

Dalam kurun waktu sekitar tiga dekade sejak Arnault menguasai LVMH, ia telah mengubahnya menjadi perusahaan barang mewah terbesar di dunia, dengan lebih dari 70 merek dan pelanggan setia di seluruh dunia.

Didukung oleh akuisisi yang mahal, pendapatannya telah tumbuh dari US$4 miliar pada tahun 1989 menjadi US$86 miliar tahun lalu. Saham LVMH pun melonjak 35 persen selama setahun terakhir.

Pria asal Prancis ini pertama kali muncul di daftar miliarder Forbes pada tahun 1997. Kala itu ia memiliki kekayaan sebesar US$3,1 miliar. Tak lama, ia dengan cepat naik peringkat, masuk ke dalam 20 orang terkaya pada tahun 2005 dengan kekayaan senilai US$17 miliar dan kemudian menjadi orang terkaya keempat di dunia pada tahun 2011 dengan kekayaan senilai US$41 miliar.

Kekayaannya melonjak drastis pada tahun 2018, yang naik menjadi US$71 miliar dari tahun sebelumnya dengan hanya US$41,5 miliar, meskipun ia masih berada di peringkat 4. Selama tiga tahun terakhir, ia berada di urutan ketiga daftar orang terkaya, di mana tahun lalu ia berada di posisi belakang Musk dan pendiri Amazon, Jeff Bezos.

Arnault jelas telah menguasai formula bagaimana membuat barang mewah klasik tetap memiliki daya tarik.

“Mengapa merek seperti Louis Vuitton dan Dior begitu sukses? Mereka memiliki dua aspek ini, yang mungkin bertentangan: Mereka tak lekang oleh waktu, [dan] mereka berada di tingkat modernitas tertinggi,” kata Arnault kepada majalah tersebut pada 2019.

Sebenarnya, nama Arnault tidak begitu dikenal oleh khalayak seperti merek-merek yang dimiliki LVMH, yakni Louis Vuitton, Christian Dior, Tiffany, Sephora, Givenchy, Marc Jacobs, dan banyak lagi.

Dalam kurun waktu sekitar tiga dekade sejak Arnault menguasai LVMH, ia telah mengubahnya menjadi perusahaan barang mewah terbesar di dunia, dengan lebih dari 70 merek dan pelanggan setia di seluruh dunia.

Didukung oleh akuisisi yang mahal, pendapatannya telah tumbuh dari US$4 miliar pada tahun 1989 menjadi US$86 miliar tahun lalu. Saham LVMH pun melonjak 35 persen selama setahun terakhir.

Pria asal Prancis ini pertama kali muncul di daftar miliarder Forbes pada tahun 1997. Kala itu ia memiliki kekayaan sebesar US$3,1 miliar. Tak lama, ia dengan cepat naik peringkat, masuk ke dalam 20 orang terkaya pada tahun 2005 dengan kekayaan senilai US$17 miliar dan kemudian menjadi orang terkaya keempat di dunia pada tahun 2011 dengan kekayaan senilai US$41 miliar.

Kekayaannya melonjak drastis pada tahun 2018, yang naik menjadi US$71 miliar dari tahun sebelumnya dengan hanya US$41,5 miliar, meskipun ia masih berada di peringkat 4. Selama tiga tahun terakhir, ia berada di urutan ketiga daftar orang terkaya, di mana tahun lalu ia berada di posisi belakang Musk dan pendiri Amazon, Jeff Bezos.

Arnault jelas telah menguasai formula bagaimana membuat barang mewah klasik tetap memiliki daya tarik.

“Mengapa merek seperti Louis Vuitton dan Dior begitu sukses? Mereka memiliki dua aspek ini, yang mungkin bertentangan: Mereka tak lekang oleh waktu, [dan] mereka berada di tingkat modernitas tertinggi,” kata Arnault kepada majalah tersebut pada 2019.

(FW)

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *