Sinmeta-, Vietnam merupakan salah satu negara tujuan ekspor potensial di regional ASEAN. Oleh karenanya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak pemerintah Vietnam terus memperkuat kemitraan strategis dengan Indonesia. Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Pamuji Lestari memaparkan, sepanjang 2021, total ekspor produk kelautan dan perikanan Indonesia ke Vietnam mencapai 46.180,66 ton.
“Sebagai mitra dagang, nilai ekspor Indonesia ke Vietnam mencapai Rp2,04 triliun pada tahun lalu. Tentu hubungan baik ini perlu dijaga dan diperkuat”, kata Pamuji Lestari usai mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono, di perayaan peringatan hari kemerdekaan Vietnam di Jakarta (16/9).
“Adapun komoditas yang diekspor ke Vietnam meliputi cumi-cumi, tuna, sotong, rumput laut, arwana super red, dan lainnya. Ada 20 komoditas kita ekspor ke Vietnam selama 2021”, sambung Pramuji Lestari.
Saat membacakan amanat Menteri KP Sakti Wahyu Trengogono di perayaan tersebut, Pamuji Lestari menyebut kedua negara telah merumuskan rencana aksi implementasi Kemitraan Strategis 2019 – 2023 sekaligus menjadi pedoman untuk memajukan kerjasama kita di berbagai bidang. Dia pun mengingat pertemuan PM Chinh dan Presiden Joko Widodo di Bogor pada 23 April 2021. Kala itu, kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang kesehatan, mengurangi hambatan perdagangan dan investasi, serta mempercepat negosiasi Penetapan Batas ZEE.
“Kerja sama kita semakin diperkuat dengan hasil pertemuan Komisi Gabungan Kerja Sama Bilateral ke-4 pada Juli 2022, termasuk kesepakatan untuk mencapai target perdagangan bilateral sebesar USD15 miliar pada 2028”, kata Pramuji Lestari.
Karenanya, dalam mengejar target tersebut Pamuji Lestari mengingatkan pentingnya mengintensifkan kerjasama Indonesia-Vietnam dalam perdagangan dan investasi. “Sambil juga memperkuat hubungan B-to-B untuk membantu memfasilitasi tujuan tersebut. Kami juga akan segera menjajaki peluang kami untuk berkolaborasi dalam budidaya perikanan, produksi perikanan, pertanian, industri kreatif, dan ekonomi digital,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Pamuji Lestari menyebut Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT Kepala Negara dan Pemerintahan G20 ke-17 yang akan berlangsung pada 15 – 16 November 2022 di Bali. Melalui Keketuaan G-20, Indonesia bercita-cita untuk terus meningkatkan kapasitas kolektif kita dalam mengamankan kemakmuran bersama antar bangsa melalui berbagai upaya reformasi di sektor terkait.
Tahun depan, Indonesia akan mengambil alih kepemimpinan ASEAN dari Kamboja, dan melanjutkan peran kami dalam menghasilkan ide-ide dan inisiatif baru untuk mengatasi tantangan dan isu-isu penting lainnya yang menjadi perhatian di kawasan dan dunia.
“Sehubungan dengan itu, kami mohon dukungan dari teman kami, Vietnam, agar Indonesia dapat mempertahankan prinsip sentralitas dan persatuan ASEAN, serta memastikan bahwa ASEAN tetap menjadi mesin utama dalam mengatasi berbagai masalah di kawasan dan global,” tutup Pramuji Lestari. (gun/dentama; foto humaskemenkkp)