Buku Ke-23 Dan Ke-24 Ketua MPR RI Bambang Soesatyo Diluncurkan

Sinmeta-, Dua buku terbaru sebagai buku ke-23 dan buku ke-24 Ketua MPR RI Bambang Soesatyo diluncurkan, masing-masing ‘Indonesia Era Disrupsi; Utak Atik Politik Negara di Era Disrupsi dan Pandemi’, serta ‘Vaksinasi Ideologi Empat Pilar; Melawan Radikalisme dan Demoralisasi Bangsa’.

“Saya menyadari, kedua buku ini hanya menangkap sebagian dari begitu banyak aspek dan dimensi yang penting untuk kita pahami dan sikapi, khususnya terkait fenomena dan dampak dari era disrupsi, serta upaya mencegah radikalisme dan demoralisasi bangsa. Melalui kesempatan berbahagia ini, saya juga ingin mengingatkan bahwa tahun depan, kita sudah semakin dekat dengan kontestasi politik menjelang Pemilu 2024”, kata Bambang Soesatyo.

Harapan juga disampaikan oleh Bambang Soesatyo, di tengah kontestasi politik, kesadaran dan komitmen kebangsaan kita tetap terpelihara. “Meskipun berangkat dengan beragam warna politik, namun muara akhir dari kontestasi politik yang kita jalani hanyalah satu, yaitu terwujudnya pemerintahan negara yang mampu melindungi seluruh rakyat, memberikan rasa aman, dan mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan”, ujarnya saat meluncurkan kedua bukunya, di Jakarta (10/8).

Buku Ke-23 Dan Ke-24 Ketua MPR RI Bambang Soesatyo Diluncurkan

Hadir pimpinan MPR RI antara lain Ahmad Basarah, Yandri Susanto, Arsul Sani, dan Fadel Muhammad; pimpinan DPD RI antara lain Sultan Baktiar Najamudin dan Letjen TNI Mar (Purn) Nono Sampono; Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi; Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo; Sekjen Partai Hanura Kodrat Shah; Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Pandjaitan; mantan Wakapolri Komjen Pol (purn) Nanan Soekarna; dan tokoh pengusaha nasional Setiawan Djodi.

Hadir pula selaku narasumber antara lain Anggota DPD RI sekaligus Pakar Hukum Tata Negara Prof. Jimly Asshiddiqie; Rektor IPB University Prof. Arief Satria; Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa; serta pengamat marketing Edo Lavika.

Prof. Jimly Asshiddiqie menjelaskan, latar belakang Bamsoet sebagai wartawan menjadikannya akrab dengan buku dan aktifitas baca tulis. Dirinya menekankan, bahwa reading society dan writing society sangat dibutuhkan untuk memajukan peradaban sebuah bangsa.

“Kata serta tulisan yang mengandung refleksi dan aksi dapat merubah sebuah keadaan. Saya berharap berbagai pemikiran Pak Bamsoet, yang diterjemahkannya dalam tulisan di kedua buku ini, bisa menggugah kita semua untuk mengubah keadaan. Khususnya dalam menghadapi disrupsi dan melawan radikalisme”, jelas Prof. Jimly Asshiddiqie.

Sedangkan Prof. Arif Satria menerangkan, sejarah dunia membuktikan bahwa setiap terjadi disrupsi selalu menguji sejauh mana manusia mampu memiliki kecepatan belajar. Sehingga tidak jarang disrupsi justru melahirkan inovasi. Perang dunia kedua, misalnya, menghasilkan mesin jet, penisilin, hingga mesin komputer.

“Dalam kedua bukunya ini, Pak Bamsoet menekankan bahwa dalam menghadapi disrupsi maupun melawan radikalisme, harus dimulai dengan revolusi mindset. Sehingga menjadikan kita sebagai bangsa yang optimis. Bangsa yang tidak hanya menunggu atau mencari kesempatan, melainkan menjadi bangsa yang menciptakan kesempatan. Karena jika hanya menunggu akan berakhir dengan harapan, mencari akan berakhir dengan ketidakpastian. Sedangkan jika menciptakan, akan berakhir pada keberhasilan”, terang Prof. Arif Satria.

Buku Ke-23 Dan Ke-24 Ketua MPR RI Bambang Soesatyo Diluncurkan

Sementara, Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, berbagai data yang termuat dalam kedua buku Bambang Soesatyo disajikan secara realtime. Tidak terlalu jauh antara fenomena yang dirasakan masyarakat dengan berbagai hal yang dituliskan. Sehingga tulisannya masih hangat untuk dibaca, berguna bagi bangsa Indonesia untuk saat ini maupun kedepan.

“Seharusnya para ekonom juga menulis seperti Pak Bamsoet. Kejadian krisis 1998 maupun krisis 2008, misalnya, seharusnya pada waktu itu bisa langsung ditulis, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita. Melalui kedua bukunya ini, Pak Bamsoet memperlihatkan kepada kita tentang pentingnya mendapatkan data secara cepat, menganalisis data secara tepat, serta menyajikannya dalam tulisan yang enak dibaca”, kata Purbaya Yudhi.

Bahkan dalam menyampaikan kritikan (unek-unek) didalam bukunya ini, “Pak Bambang Soesatyo bisa menuliskannya secara elegan. Kedua buku ini bisa menjadi pegangan, apabila di masa mendatang kita menghadapi disrupsi maupun mencari cara melawan radikalisme, bisa langsung melihat jurusnya di dalam buku ini”, pungkas Purbaya Yudhi. (tjoek; foto humasmprri)

Bagikan berita ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Bea Cukai Berupaya Meningkatkan Daya Saing UMKM Dapat Menembus Pasar Internasional
Next post Kemendag – PBNU MoU Sinergi Pengembangan Dan Pemberdayaan UMKM Naik Kelas