PT HIM Terus Lakukan Inovasi Riset Budi Daya Padi Gogo Di Provinsi Lampung

Sinmeta-, PT Huma Indah Mekar (PT HIM), bagian dari PT Bakrie Sumatera Plantation, tengah terus mengupayakan inovasi riset budi daya Padi Gogo di Provinsi Lampung. Oleh karenanya, Komisi IV DPR RI mengapreasiasi hal tersebut mendukung penuh cita-cita mewujudkan ketahanan pangan nasional. Karena tanpa adanya dorongan inovasi riset ini, Indonesia akan kesulitan memenuhi pasokan pangan. Demikian disampaikan Ketua Komisi IV DPR RI Sudin usai memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI meninjau lokasi percontohan ‘Rice Estate’ di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung.

Ditegaskan pula oleh Sudin, pemerintah baik pusat maupun daerah beserta pihak swasta harus saling bersinergi agar inovasi riset budi daya Padi Gogo tetap berlanjut.

“Kami memberikan apresiasi kepada PT HIM, anak perusahaan PT Bakrie Sumatera Plantation untuk inovasi (budi daya Padi Gogo) yang dilakukan dalam sektor ketahanan pangan dan gizi. Tentu saja, ini tidak bisa diabaikan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah. Pemerintah harus hadir memberikan perhatian”, ucap Sudin.

Inovasi Riset Budi Daya Padi Gogo Di Provinsi Lampung

Sinergi antar pihak pemerintah dan pihak swasta jadi vital. Menjawab tantangan utama sektor pertanian yakni kenaikan harga pangan akibat situasi geopolitik, produksi dalam negeri yang cenderung menurun, perubahan iklim, dan merebaknya penyakit hewan dan tumbuhan. Maka dari itu, setiap pihak yang berkelindan juga harus mengantisipasi antisipasi sejumlah tantangan pangan tersebut.

Selain itu, ditekankannya pula pendampingan dan masukan, terutama dari aspek budi daya dan kesesuaian agroekosistem spesifik di lapangan juga diupayakan untuk keberlangsungan inovasi budi daya Padi Gogo ini.

Sehingga, tegas politisi PDI-Perjuangan itu, hasil budi daya pangan di Provinsi Lampung bisa mampu menghasilkan produksi yang maksimal pada setiap periode masa tanam. Sebagai informasi, hingga saat ini, budi daya Padi Gogo tahap I di Kabupaten Tulang Bawang Barat memiliki areal luas tanam sebesar 84 hektar. Masing-masing varietas yang ditanam untuk budidaya Padi Gogo adalah varietas Inpago Unsoed I, Situ Patenggang, Inpago Unsoed Protani, IPB 9G, dan Inpago 10.

Selama peninjauan lokasi ‘Rice Estate’ di Tubaba, turut hadir jajaran Eselon I Kementerian Pertanian, di antaranya Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah, Kepala Pusat Penelitian Pengembangan Peternakan Agus Susanto, dan Kapus Karantina Hewan, Keamanan Hayati Hewani Wisnu Wasisa Putra, Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Ardi Praptono, dan Direktur Pupuk dan Pestisida M. Hatta.

Mewakili Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), hadir Dirjen Perikanan Budidaya TB Haeru Rahayu dan Direktur Perbenihan Nono Hartanto. Lalu, dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono, Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi Jefry Susyafrianto, Kepala Biro Perencanaan KLHK Apik Karyana, dan Dirut Inhutani V Dicky Yuana Rady. Mewakili Perum Bulog dihadiri Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita dan Pemimpin Wilayah Bulog Lampung Etik Yulianti.

Sedangkan, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) diwakili oleh Direktur Keuangan Umum Kepatuhan MR Zaid Burhan Ibrahim, Direktur Penghimpunan Dana Sunari, dan Kepala Divisi Umum dan SDM Adi Sucipto. Terakhir, menghadirkan Tri Wahyudi Saleh sebagai Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja dan Gusrizal sebagai Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Holding Company. (ts; foto sf)

Bagikan berita ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Kayu Hitam Obat Diare Suku Dayak Ngaju Diterbangkan Ke Surabaya
Next post Pemerintah Jadikan Mal Sarinah Sebagai Panggung Produk UMKM