SINMETA.CO.ID, Kuala Lumpur – Erosi lapisan tanah menjadi salah satu penyebab insiden tanah ambles di sekitar area Masjid India, Kuala Lumpur, menyebabkan seorang warga negara India terperosok dan hilang pada Jumat (23/8), menurut penyelidikan Departemen Mineral dan Geosains Malaysia.
Kementerian Sumber Daya Alam dan Keberlanjutan Alam (NRES) dalam pernyataan media yang diterima di Kuala Lumpur Minggu mengatakan, melalui Departemen Mineral dan Geosains Malaysia (JMG) telah membantu penyelidikan bagian bawah permukaan kawasan Masjid India, setelah insiden seorang wanita India, G Vijaya Lakshmi (48), asal Kuppam, Andhra Prades, terperosok dan hilang di sana.
JMG menggunakan peralatan Ground Penetration Radar (GPR) untuk mendapatkan gambaran strata geologi dan sistem utilitas bawah permukaan di area itu, untuk keperluan proses pemulihan menyeluruh oleh pihak yang bertanggung jawab.
Dari segi geologi, batuan dasar di Kuala Lumpur diperkirakan berbahan dasar batu kapur 30 persen dan 70 persen terdiri atas batuan granit dan metasedimen, yaitu Formasi Kenny Hill, Hawthornden Shays, dan Dinding Shays. Sedangkan daerah ambles di area Masjid India bertumpu pada batuan sekis, filit, dan kuarsit Formasi Kenny Hill.
Dari hasil penyelidikan berbagai instansi yang bertanggung jawab, jelaslah kejadian tanah ambles itu terjadi akibat dari beberapa faktor, yaitu faktor antropogenik (aktivitas manusia ), cuaca, dan juga erosi lapisan tanah tanggul di bawah permukaan, menurut NRES dalam pernyataan tersebut.
Laporan teknis hasil investigasi terkait geologi dan struktur bawah permukaan akan disiapkan oleh Satuan Tugas Struktur Tanah Masjid India yang dipimpin Balai Kota Kuala Lumpur (DBKL) dalam jangka waktu tiga bulan.
Secara umum, NRES menegaskan Kuala Lumpur aman untuk ditinggali. Namun penguatan aspek pemantauan, pemeliharaan, prosedur dan metode investigasi bawah permukaan yang mencakup struktur konstruksi bawah tanah dapat mengidentifikasi dan menghindari ancaman tanah longsor dan lubang runtuhan yang mungkin terjadi.
NRES melalui JMG juga menyempurnakan data bawah permukaan wilayah Lembah Klang yang mencakup 10 Otoritas Daerah melalui Proyek Pemetaan Geologi Bawah Permukaan KL Raya (Greater KL) untuk melengkapi informasi bawah permukaan Kuala Lumpur yang sudah ada yang telah dilakukan dalam proyek 3DKL.
Guna mengurangi risiko bencana di Malaysia, NERS mengatakan, pada 21 Februari 2024 lalu Dewan Menteri telah menyetujui secara prinsip pembentukannya Pusat Bencana Geologi Nasional (PBGN), di mana melalui pembentukan itu nantinya aspek penanggulangan bencana geologi terpadu dapat dipraktikkan oleh semua pihak pemangku kepentingan.