SINMETA.CO.ID, Banyumas – Warga Desa Kediri, Kecamatan Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah, mengalami kesulitan mendapatkan air bersih akibat kemarau panjang. Mereka terpaksa berjalan sejauh satu kilometer naik turun bukit untuk mendapatkan air bersih.
Seorang warga RT 3/RW 6 bernama Sumarni mengungkapkan, setiap hari dirinya harus ke mata air dengan membawa dua ember ukuran sedang untuk membawa air kembali ke rumahnya.
“Ada sumur di sini, tetapi airnya keruh. Jadi, setiap hari saya naik turun bukit untuk membawa dua ember air sejauh sekitar satu kilometer,” kata Sumarni, Jumat (9/8/2024).
Mata air atau belik yang digunakan oleh warga memiliki ukuran sekitar 2×1 meter yag digunakan untuk mandi, mencuci, dan memasak. Meskipun jaraknya jauh dari rumah, warga rela bolak-balik untuk mendapatkan air.
“Ada dua RT, yaitu RT 3 dan 4 di RW 6 yang kurang lebih berjumlah 200-an orang mengalami krisis air bersih,” lanjut Sumarni.
Ironisnya, Desa Kediri hanya berjarak 6,2 kilometer atau sekitar 14 menit dari pusat kota Purwokerto, tetapi masih ada desa yang harus berjuang keras untuk mendapatkan air bersih saat musim kemarau.
Kadus 3 Desa Kediri, Kecamatan Karanglewas, Wahyudi menjelaskan krisis air bersih ini tidak hanya dialami oleh warga RT 3 dan 4, tetapi juga di empat RT lainnya yang berdampak pada sekitar 240 kepala keluarga atau sekitar 1.000 orang. Meskipun desa ini memiliki tiga sumber air, dua mata air dan satu pamsimas, saat musim kemarau warga hanya bisa mengandalkan mata air tersebut serta bantuan dari BPBD karena pamsimas sering mengalami gangguan.
Menurut Wahyudi, situasi ini telah berlangsung selama tiga bulan. Bantuan berupa droping air dari berbagai pihak telah sering diterima.
“Terakhir, BPBD memberikan bantuan satu tangki air berkapasitas 5.000 liter. Selain itu, ada juga bantuan 9.000 liter dari pihak swasta yang langsung didistribusikan ke rumah-rumah warga,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, meskipun ada sekitar tiga sumber mata air di daerah tersebut, pemanfaatannya belum optimal karena kurangnya pengelolaan yang baik. Untuk menyalurkan air ke rumah warga, diperlukan dua pompa dan pipa panjang, tetapi kerap kali sistem ini mengalami gangguan.
Oleh karena itu, warga sangat berharap ada bantuan dari pemerintah daerah untuk mengatasi krisis air bersih yang mereka alami.