SINMETA.ID, Bogor – Dua bulan tidak diguyur hujan, tinggi muka air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendungan Katulampa, Kota Bogor kini mencapai 0 centimeter. Kini, Bendungan Katulama dalam kondisi krisis air.
Kondisi ini sudah berlangsung sejak awal Juni 2023. Demikian dikatakan Pelaksana Bendung Katulampa, Andi Sudirman kepada wartawan, Senin (31/7/2023).
Andi mengatakan, saat ini diperkirakan debit air yang masuk dari Sungai Ciliwung menuju Bendung Katulampa 300 liter per detik. Sedangkan, untuk saluran irigasi tercatat 2.700 liter hingga 3.000 liter per detik.
Debit air itu kemudian dibagi ke saluran irigasi Kalibaru dan ke aliran Sungai Ciliwung sendiri.
“Kita atur untuk irigasi 3.000 liter, untuk penggelontoran Ciliwung ke bawah kita alirkan 500 liter. Dalam arti menjelang musim kemarau, air mulai kritis di kawasan Katulampa,” kata Andi, Senin (31/7).
Ia menjelaskan, meski hujan lokal mengguyur Kota Bogor, hal itu tidak mempengaruhi TMA dan debit air Sungai Ciliwung di Bendungan Katulampa.
“Hujan lokal tidak akan mempengaruhi Bendung Katulampa, kecuali terjadi secara merata khususnya di kawasan Puncak,” ucap dia.
TMA Bendungan Katulampa yang menyentuh 0 centimeter memang terjadi berulang setiap tahun ketika menjelang dan memasuki musim kemarau. Prakiraannya biasa terjadi antara Juli hingga September.
“Tetapi sekarang ini betul-betul dirasakan cukup drastis turunnya. Sampai biasanya ada debit akr 5.000 liter sampai di atas 10.000 liter, memasuki bulan Juni hanya ada 3.000-4.000 liter. Bahkan saat ini mungkin berangsur turun terus menerus,” papar Andi.
Kendati demikian, kondisi bendungan masih belum separah pada 1998 seilam. Di mana saat itu debit air hanya berada di angka 1.500 liter per detik.
Adapun penyebab dari rendahnya TMA dan debit air Ciliwung di Bendungan Katulampa yakni belum ada hujan dengan intensitas tinggi di kawasan hulu Sungai Ciliwung, seperti di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor tepatnya di Telaga Saat.
Di samping itu, diperkirakan Bendungan Ciawi yang sudah beroperasi sejak akhir 2022 ini juga mempengaruhi debit air Sungai Ciliwung yang masuk ke Bendungan Katulampa.
“Jadi ketika datang banjir (debit air tinggi) di Puncak, tertahan dulu oleh Bendungan Ciawi. Itu bisa dirasakan sekarang,” jelasnya.
Melihat banyak warga yang beraktivitas di sungai, Andi mengimbau warga tetap waspada dan siaga. Sebab, dikhawatirkan hujan di hulu Sungai Ciliwung bisa tiba-tiba deras sehingga debit air juga bisa meninggi.