SINMETA.ID, Bogor – Sehari setelah dilakukan penutupan jembatan Otto Iskandardinata (Otista) Kota Bogor, lalu lintas terpantau padat dan semrawut imbas dari rekayasa lalu lintas yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor dan Dinas Perhubungan Kota Bogor.
Hal ini dikarenakan banyak pengendara yang masih belum mengetahui rute mana saja yang bisa dilalui untuk sampai ke tempat tujuan setelah Jembatan Otista ditutup. Jembatan Otista yang berada di kawasan jalur satu arah di Kota Bogor merupakan salah satu titik terpadat dan titik utama lalu lintas kota. Kemacetan nampak di beberapa titik terutama di pagi dan sore hari.
Menurut pantauan SINMETA di lapangan, rekayasa lalu lintas telah dilakukan oleh sejumlah petugas gabungan dari Polres Bogor, Dinas Perhubungan dan dinas dinas terkait. Petugas berjaga di beberapa titik diantaranya di depan Tugu Kujang, Pertigaan Lippo Mall Kebon Raya dan Terminal Baranangsiang Kota Bogor. Sejumlah pengendara nampak masih bingung dengan jalur rekayasa lalu lintas dikarenakan kurangnya papan penanda arah yang terpasang di titik tersebut.
Menurut Ade Wahyudin dari Seksi Pembinaan dan Pengawasan Angkutan Kota Bogor, penutupan ini akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan hingga bulan Desember mendatang.
“Penutupan ini akan dilakukan demi mengoptimalkan lalu lintas serta mengurai kemacetan. Karena salah satu titik macet yang ada di Kota Bogor adalah di wilayah Jalan Otto Iskandar Dinata. Kami harap setelah nanti revitalisasi dan pembangunan selesai, kemacetan bisa tertanggulangi dan terurai sehingga volume kendaraan bisa lebih terkontrol” ujar Ade.
Menurut salah seorang perwakilan dari Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU) Angkutan Kota Bogor Tri Handoyo, penutupan jalan Otista Bogor cukup berpengaruh terhadap beberapa trayek angkutan umum di Kota Bogor.
“Tentu dengan adanya penutupan ini akan sangat berpengaruh. Saat ini kami sedang menjajaki selama satu hingga dua minggu ke depan. Lalu apabila memang akan ada dampak yang ditimbulkan maka kami akan lakukan evaluasi. Kalau nanti ke depan ada trayek yang merosot karena pengalihan lalu lintas ini kemungkinan kami akan ajukan pengalihan rute supaya mendapat solusi terbaik” ujar Tri Handoyo.
“KKSU merupakan perwakilan dari para pengemudi angkutan kota. Mungkin dalam pelaksanaan kebijakan ini ada hal yang baik dan buruk bagi para pengemudi angkutan kota. Akan tetapi kami akan dukung kebijakan ini, sekiranya nanti ada masalah selama delapan bulan pelaksanaannya, kami akan mencari solusi” kata Tri diamini oleh sejumlah perwakilan dari KKSU.
Hingga Selasa sore, jalanan Kota Bogor masih padat ditambah dengan hujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah kota. Kemacetan nampak dari sekitar Jalan Padjajaran di depan RS PMI hingga ke perempatan Warung Jambu.
(FW/ZR)