KPU Jakarta : Tingkat Pemilih di Jakarta Saat Pilkada Hanya 58 Persen

SINMETA.CO.ID, Jakarta – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta mengungkapkan bahwa tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024 tercatat hanya sebesar 58 persen dari total 8.214.007 pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT).

“Rekapitulasi hasil suara dari seluruh kota telah selesai, dan kami mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada Jakarta kali ini hanya mencapai 58 persen,” kata Komisioner KPU Jakarta, Fahmi Zikrillah, setelah mengikuti rekapitulasi hasil suara di kawasan Gambir, pada Kamis (5/12/2024), seperti dilansir dari Antara.

Fahmi menambahkan, KPU Jakarta akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk memahami penyebab turunnya tingkat partisipasi tersebut. Pihaknya akan menggali faktor-faktor yang mungkin berkontribusi terhadap rendahnya partisipasi pemilih dalam Pilkada kali ini.

“Kami akan melakukan kajian untuk memperoleh data lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya partisipasi ini, agar menjadi bahan evaluasi untuk pemilu yang akan datang,” ujar Fahmi.

Terkait tudingan bahwa rendahnya partisipasi pemilih disebabkan oleh masalah distribusi formulir C6 (surat pemberitahuan untuk mencoblos), Fahmi menegaskan bahwa hal tersebut tidak ada kaitannya dengan tingkat partisipasi. Ia menjelaskan bahwa sosialisasi telah dilakukan secara luas melalui berbagai media, baik sosial maupun massa.

“Formulir C6 itu hanya pemberitahuan, bukan syarat utama untuk memilih. Masyarakat yang sudah terdaftar dalam DPT tetap bisa menyalurkan hak pilih mereka meski tidak menerima formulir C6,” kata Fahmi. Ia bahkan mengibaratkan formulir C6 seperti pemberitahuan acara, bukan tiket masuk. “C6 itu seperti pemberitahuan konser; meski tidak mendapat formulir C6, warga tetap bisa memilih di TPS sesuai DPT mereka,” tambahnya.

Sebelumnya, tim dari pasangan calon nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (Rido), sempat mendesak agar dilakukan pemungutan suara ulang (PSU). Salah satu alasan yang mereka ajukan adalah rendahnya tingkat partisipasi pemilih serta dugaan ketidakterdistribusian formulir C6 secara merata.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *