Sinmeta-, Menyukai musik sejak di usia 8 tahun, perempuan yang lahir di Manado, 25 November 1976 silam ini, terus mengasah kemampuan vokalnya bersama papa tercinta, dan juga adik tersayangnya. Bahkan tak cuma olah vokal, namun alat musik gitarpun menjadi nilai tambah untuk membekali dirinya memasuki blantika musik di Indonesia.
Adalah Yetty Rumuat lantaran memiliki hobby dan bakat bernyanyinya, maka dirinya mencoba berkolaborasi dengan musisi sekaligus arranger dan pencipta lagu, Ghege Roemokoij, untuk bisa ditempa memasuki dunia rekaman. Bak gayung bersambut, Ghege Roemokoij pun memberikan kesempatan juga support serta semangat untuk mewujudkan cita – citanya.
Yetty Rumuat pun bersyukur lewat arahan dan tangan dingin Ghege Roemokoij akhirnya bisa mempersiapkan singlenya yang diciptakan Ghege Roemokoij yakni Sapa Kita Pe Cinta (Manado) dan Jang Ale Bale (Ambon). Namun LDR antara Papua – Jakarta pun menjadi keunikan tersendiri saat menggarap single tersebut.
Yetty Rumuat tinggal di Papua dan sementara Ghege Roemokoij ada di Jakarta, maka prosesnya dikirimkan ke saya lirik lagu dan musiknya. Kemudian saya latihan menyanyi sendiri di rumah. Kemudian saya take vocal di Jayapura tepatnya di studio Cyclop. Semuanya puji syukur berjalan dengan baik, jadi tidak terlalu mengalami kesulitan. Terlebih sekarang teknologi sangat membantu, seperti tidak ada jarak, semuanya aman berjalan dengan lancar. Dan Yetty mengungkapkan bahwa dirinya juga menyukai genre lagu dari ‘Pop Galau’.
Yetty Rumuat meski disibukkan dalam usaha butiknya, toh terus menyiapkan waktunya untuk mengolah vokalnya yang khas itu. Yetty berharap semoga lagu-lagu yang dirilisnya, Sapa Kita Pe Cinta dan Jang Ale Bale, nanti berkenan di terima dengan baik oleh masyarakat luas dan semoga bisa menjadi berkat bagi sesama. Tentunya bersama doa dan dukungan keluarga juga teman – teman.
Di single terbarunya ini, Yetty Rumuat bercerita tentang seorang wanita yang merindukan atau menginginkan seorang kekasih, jodoh dan juga pasangan hidupnya, tuturnya. (lela; foto gr)