SINMETA.CO.ID, New Delhi – India telah memperingatkan platform media sosial tentang tindakan konsekuensial, setelah mendapat ratusan ancaman bom palsu terhadap maskapai penerbangannya pada bulan ini, yang memicu kekacauan perjalanan yang mengancam keamanan nasional.
Beberapa ancaman bom hoaks menyebabkan pesawat dialihkan ke Kanada dan Jerman. Bahkan jet tempur dikerahkan untuk mengawal pesawat maskapai India di langit Inggris dan Singapura.
Pemerintah India menyebut penyebaran ancaman tersebut sangat tidak terkendali. India memperingatkan platform media sosial tentang tindakan konsekuensial sebagaimana diatur dalam hukum, jika mereka tidak mematuhi penghapusan misinformasi dengan segera.
“Adanya tindakan jahat berupa ancaman bom palsu terhadap maskapai penerbangan tersebut berpotensi menimbulkan ancaman terhadap ketertiban umum dan keamanan negara,” demikian keterangan tertulis Pemerintah India, pada Sabtu (26/10/2024).
“Ancaman bom palsu seperti itu, selain berdampak pada banyak warga negara, juga mengganggu stabilitas ekonomi negara,” lanjutnya.
Setidaknya 275 ancaman bom telah dilontarkan sejak pertengahan Oktober, dengan semuanya dilaporkan palsu. Kantor berita Press Trust of India (PTI) dan media lokal negara itu memperkirakan jumlah ancaman palsu bisa mencapai hampir 400.
Otoritas penerbangan sipil India kini harus memeriksa setiap penerbangan yang diancam, banyak di antara pesan ini dikirim di X, sebelumnya Twitter.
Peringatan pemerintah tersebut tidak menyebutkan nama perusahaan media sosial mana pun, tetapi mengutip pemberitahuan dari kementerian teknologi informasi. “Skala penyebaran ancaman bom palsu tersebut telah diamati sangat tidak terkendali. Karena tersedianya opsi meneruskan/membagikan ulang/memposting ulang/men-tweet ulang di platform media sosial,” kata Kementerian Informasi India.
Disebutkan bahwa perusahaan harus melaporkan setiap pelanggaran yang mungkin mengancam persatuan, integritas, kedaulatan, keamanan atau keamanan ekonomi negara, dan bekerja sama dengan cepat dengan lembaga pemerintah untuk membantu penyelidikan.
Tahun lalu, pengadilan India menjatuhkan denda sebesar US$ 61.000 (sekitar Rp 957 juta) kepada X setelah platform tersebut kalah di sidang terkait perintah untuk menghapus tweet dan akun yang mengkritik pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi.