Sinmeta-, Saat gelaran PEVS 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta (29/7), Kepala Staf Kepresidenan Jend.TNI (Purn) DR.Morldoko SIp, yang juga Ketua Umum Periklindo di tengah – tengah kehadiran siswa – siswa dari Sekolah Staf Kepresidenan di pameran mobil listrik tersebut, menjelaskan dengan gamblang terkait kesiapan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
“Bahwa kalau kita bicara ekosistem kendaraan mobil listrik, itu dimulai dari instrumen regulasinya. Dan Regulasinya itu, PP No.55 / 2019, isinya bagaimana agar mobil listrik itu bisa berkembang dengan cepat. Industri kendaraan listrik bisa berkembang dengan cepat. Di 55 itu, sangat jelas itu”, papar Moeldoko.
Berikutnya, lanjut Moeldoko, ada Inpres lagi yang lebih mempercepat lagi penggunaannya itu. “Jadi kalau tadi percepatan pengembangannya mobil listrik, yang sekarang Inpres itu percepatan penggunaan mobil listrik. Sedang disiapkan. Instrumennya sudah disiapkan”, ucapnya.
Kalau kita bicara ekosistem, yakni bagaimana Charging Stationnya ? Nah, kalau industrinya, bisa saja impor dulu ya, anggaplah seperti itu. Tapi orang tidak akan import kalau tidak ada Charging Stationnya. Sehingga Charging Station mulai digalakkan, pemerintah pun membuat duluan, intervensi, membuat dimana- mana oleh PLN. Berikutnya, lalu memancing pengusaha agar ikut terlibat didalamnya.
Selanjutnya ekosistem ini yakni industri. Industri dalam negeri diberikan insentif agar bisa bertumbuh dengan cepat. Seperti sekarang ini dimana Mobil Anak Bangsa (MAB) sudah 40 persen komponen lokalnya, begitu. Dan pemerintah memberikan dukungan kepada industrinya.
Dan eksositem berikutnya lagi yakni Penggunanya, masyarakat, bagaimana masyarakat agar nyaman bisa membeli kendaraan listrik ?. Mestinya murah donk, untuk itu semestinya pemerintah intervensi. Dimana intervensinya, itu lewat perbankan. Jadinya siklusnya seperti itu, tegas Ketua Umum Periklindo tersebut.
Nah dengan adanya Periklindo Vehicle Show 2022 ini, ujar Moeldoko, kita menyiapkan untuk sosialisasi. Maka saya lihat disana (PEVS 2022) setiap hari ada seminar tentang mobil listrik. Dari situlah memberi pemahaman kepada publik ternyata mobil listrik seperti ini.
“Itu tantangannya tadi, dari sisi ketersediaan infrastruktur, kedua dari, kesadaran dari perbankan, yang ketiga dari pengguna itu sendiri. Jadi Periklindo berkontribusi untuk memberikan penjelasan, agar semua pihak menjadi aware kebutuhan jangka panjang yang segera harus direalisasikan. Keuntungan dari penggunaan mobil listrik ini”, ujar Moeldoko lagi.
Bisa dibayangkan, pemerintah harus mengeluarkan subsidi 19.2 juta per mobil dan untuk motor pemerintah harus menyiapkan subsidi 3.7 juta per motor. “Kalau subsidi itu hilang, migrasi ke kendaraan listrik maka subsidi yang sekian besar itu bisa dialihkan ke Sumber Daya Manusia”, kata Moeldoko.
Dan keuntungan dengan mobil listrik atau kendaraan listrik, maka lingkungan kita menjadi bersih. “Kalau lingkungan kita bersih kita menjadi sehat. Kalau kita sehat maka tidak banyak lagi anggaran untuk BPJS. Itu terus berputar dan anggaran dapat di hemat, sehemat mungkin, untuk pembangunan manusia lebih besar kedepan”, tegas Moeldoko.
Saat ini sedang di godok Inpresnya, mudah mudahan bisa dikeluarkan. Inpres itu adalah petunjuk perintah Presiden untuk memprioritaskan lingkungan pemerintah, pemerintah daerah, lingkungan TNI/Polri untuk beralih secara bertahap penggunaan kendaraan listrik. Nah ini sedang diatur dalam Inpres tersebut.
Bahkan Kementerian Perhubungan juga membuat roadmap. Roadmap yang isinya bagaimana terjadi transisi penggunaan dari mobil konvensional menuju ke mobil listrik secara bertahap, prosentase by tahun/by years, tahun sekian, sekian persen, tahun sekian, sekian persen. Ditujukan kepada tadi itu, instansi pemerintah dan institusi TNI/Polri. Dimulai secepatnya dan ini sudah mulai diawali oleh Kementerian Perhubungan diantaranya, dan kementerian lain pasti menyusul itu. Jadi Inpresnya sedang berjalan ini, sedang berproses, paparnya lebih lanjut.
Terkait harga listrik yang semakin mahal, bagaimana dapat mengoperasikan mobil listrik ini ?. Nah terkait hal itu, Moeldoko menegaskan kalau diperbandingkan dengan bensin, itu jauh sekali bedanya. “Hanya 20 persen dari nilai yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan bensin. Jadi masih tetap efisien, ujarnya. Disamping kendaraan listrik juga bisa membantu PLN, karena PLN kapasitasnya menjadi penuh dengan digunakannya mobil listrik”, pungkasnya. (gung/tjoek; foto yayo)