Atlet Olimpiade Tewas Dibakar Pacar, Uganda Berkabung

SINMETA.CO.ID, Kampala – Warga Uganda pada hari Sabtu (14/9/2024) memberikan penghormatan kepada Rebecca Cheptegei. Atlet Olimpiade ini meninggal dibakar pacarnya di Kenya. Ia dikuburkan di pemakaman dekat desa keluarga.

Cheptegei adalah seorang pelari berusia 33 tahun, yang memulai debutnya musim panas ini pada nomor maraton wanita di Olimpiade Paris 2024. Ia meninggal karena luka bakar parah minggu lalu setelah diserang oleh atlet Kenya Dickson Ndiema Marangach.

Serangan brutal tersebut mengejutkan kawasan Afrika Timur dan memicu belasungkawa dari seluruh dunia. Sementara para aktivis mengecam tindakan kekerasan berbasis gender lainnya di Kenya.

Pada Sabtu pagi, warga Uganda, pejabat dan kerabat hadir di tengah udara yang dingin untuk memberikan penghormatan terakhir di Desa Bukwo, sekitar 380 kilometer (240 mil) timur laut ibu kota Uganda, Kampala.

“Kami sangat sedih,” kata mantan suaminya, Simon Ayeko, yang memberinya dua orang putri.

“Sebagai seorang ayah, ini sangat sulit,” katanya kepada AFP.

Ia seraya menjelaskan bahwa ia belum dapat menyampaikan berita tersebut kepada anak-anaknya.”Perlahan kami akan mengatakan yang sebenarnya pada mereka,” lanjutnya.

Upacara untuk menghormati Cheptegei yang juga seorang sersan di Pasukan Pertahanan Rakyat Uganda (UPDF), dimulai sekitar pukul 10:00 pagi waktu setempat.

Peti jenazahnya, yang dibalut bendera Uganda, diberi penghormatan oleh petugas dari UPDF. Peti jenazahnya ditempatkan menghadap ke perbukitan terpencil tempat ia dibesarkan.

Jenazahnya kemudian dipindahkan ke stadion olahraga terdekat tempat ratusan orang berkumpul untuk memberikan penghormatan.

Cheptegei akhirnya dimakamkan di antara pepohonan di pegunungan, diturunkan ke tanah dengan penghormatan senjata, penghormatan yang biasanya diperuntukkan bagi perwira senior Uganda, dan doa oleh ulama setempat.

Menteri Olahraga Uganda Peter Ogwang mengutuk serangan biadab dan pengecut yang telah merenggut nyawa sang atlet. Pemerintah Uganda akan memberikan sekitar US$ 13.000 (sekitar Rp 200 juta) kepada masing-masing anak Cheptegei.

Bagikan berita ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Puluhan Anak Alami Kekerasan Seksual di Tempat Penampungan Anak Malaysia
Next post WNI Korban TPPO di Kamboja Meninggal Karena Serangan Jantung