SINMETA.CO.ID, Yangon – Ratusan penduduk desa di Myanmar harus mengarungi genangan air setinggi dagu (sekitar 1,5 meter), untuk menyelamatkan diri dari banjir parah di sekitar ibu kota Naypyidaw pada hari Jumat (13/9/2024). Pada saat yang Vietnam mulai membersihkan diri setelah dihantam Topan Yagi.
Sejumlah wilayah di utara Vietnam, Laos, Thailand, dan Myanmar mengalami banjir dan tanah longsor akibat Topan Yagi, yang mengakibatkan hujan lebat ketika melanda wilayah tersebut akhir pekan lalu.
Jumlah korban tewas secara keseluruhan di keempat negara mencapai 280, termasuk 233 di Vietnam, dan 36 di Myanmar. Namun dengan banyaknya orang yang hilang, jumlah ini diperkirakan akan meningkat lebih lanjut.
Dinas pemadam kebakaran Myanmar pada hari Jumat mengonfirmasi jumlah korban tewas baru, naik dari 17 orang. Sementara lebih dari 50.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
“Kami berjalan melewati air setinggi leher (1,5 meter) pagi ini,” kata seorang wanita kepada AFP di Desa Sin Thay.
“Kami sangat lapar dan haus. Sudah sekitar tiga hari kami tidak punya makanan,” ujarnya.
Tentara Myanmar telah dikerahkan menyelamatkan penduduk desa-desa yang terendam banjir di jaringan sungai dan anak sungai pada kawasan sekitar ibu kota yang permukaannya rendah. Rumah-rumah dan perkebunan pisang serta tebu di dekatnya semuanya terendam.
“Ini pertama kalinya saya mengalami banjir seperti ini,” kata seorang pria lain di dekat desa, tempat orang-orang berkumpul di dekat jembatan kecil.
“Kami tidak punya waktu untuk mempersiapkan diri. Itu adalah pengalaman yang sangat menakutkan,” ujarnya.
Media pemerintah Myanmar mengatakan banjir di daerah sekitar ibu kota telah menyebabkan tanah longsor dan menghancurkan menara listrik, bangunan, jalan, jembatan, dan rumah.
Di wilayah Mandalay, sekelompok penduduk desa menunggangi gajah untuk mencapai daratan kering, dalam rekaman yang diunggah di media sosial.
Sementara di ibu kota Vietnam, Hanoi, penduduk membawa sekop, sikat, dan selang keluar membersihkan puing-puing dan lumpur dari jalan-jalan setelah air yang merendam sebagian kota surut. Matahari bersinar untuk pertama kalinya dalam beberapa hari di sana.
Sungai Merah yang melintasi Hanoi mencapai level tertingginya dalam 20 tahun terakhir pada awal minggu ini. Ketinggian tersebut diakibatkan hujan yang dibawa oleh Topan Yagi.
“Ini adalah banjir tertinggi yang pernah saya lihat, ketinggiannya lebih dari satu meter di lantai pertama rumah kami,” kata Nguyen Lan Huong (40 tahun)
“Air mulai surut kemarin sore, jadi kami mulai membersihkannya sedikit demi sedikit. Namun, butuh waktu berhari-hari bagi keluarga kami untuk pulih sepenuhnya, dan bahkan berminggu-minggu bagi masyarakat di sini, saya kira,” ujarnya.
Sebanyak 130.000 orang dievakuasi di Vietnam utara sejak Topan Yagi melanda pada hari Sabtu (7/9/2024), dan banyak yang belum dapat kembali ke rumah. Sementara lebih dari 135.000 rumah rusak menurut pihak berwenang.