SINMETA.CO.ID, Kuala Lumpur – Pemerintah Malaysia telah menyetujui untuk melanjutkan pencarian penerbangan MH370 setelah perusahaan AS, Ocean Infinity, mengusulkan eksplorasi di wilayah baru di Samudera Hindia. Langkah ini membawa harapan baru bagi keluarga korban yang telah menanti kejelasan selama hampir satu dekade.
“Kami memiliki tanggung jawab, kewajiban, dan komitmen kepada keluarga korban. Kami berharap pencarian MH370 ini menghasilkan hasil positif, mengidentifikasi puing-puing pesawat, dan memberikan penutupan bagi keluarga korban,” kata Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke dalam konferensi pers pada Jumat (20/12/2024).
Ocean Infinity, sebuah perusahaan berbasis di Texas, AS, akan memimpin misi pencarian selama 18 bulan di wilayah baru seluas sekitar 15.000 km² di selatan Samudera Hindia. Perusahaan ini menjanjikan hanya akan menerima kompensasi sebesar US$ 70 juta (sekitar Rp 1,1 triliun) jika berhasil menemukan puing-puing pesawat.
Pada tahun 2018, Ocean Infinity telah melakukan dua pencarian MH370, tetapi tidak menemukan petunjuk baru. Pada bulan Maret 2024, mereka mengumumkan bukti baru terkait keberadaan MH370 dan mengajukan pencarian berbasis hasil kepada pemerintah Malaysia. Berdasarkan usulan tersebut, Malaysia hanya perlu membayar jika hasil positif ditemukan.
“Menemukan MH370 adalah upaya untuk memberikan solusi atas misteri yang telah menghantui kita sejak 2018,” ujar CEO Ocean Infinity, Oliver Plunkett, pada 5 Maret. Pihak Ocean Infinity mengaku yakin dengan wilayah pencarian baru tersebut, yang didasarkan pada analisis data yang menyeluruh oleh para ahli.
Pesawat Boeing 777 dengan nomor penerbangan MH370 milik Malaysia Airlines hilang pada 8 Maret 2014 bersama 239 penumpang dan awak, kurang dari satu jam setelah lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Upaya pencarian yang dilakukan selama berbulan-bulan melibatkan wilayah seluas 120.000 km² di selatan Samudera Hindia, namun tidak menemukan jejak pesawat.
Pada Juli 2015, puing-puing pertama ditemukan di Pulau Reunion, Prancis, yang diidentifikasi sebagai bagian sayap MH370. Kemudian pada Maret 2016, bagian penutup mesin yang diyakini milik MH370 terdampar di Afrika Selatan. Namun, hingga kini, penyebab hilangnya pesawat dan nasib para penumpang tetap menjadi misteri besar.
Anthony Loke menegaskan bahwa data dari Ocean Infinity telah diperiksa secara menyeluruh oleh Kementerian Transportasi Malaysia. “Mereka memiliki petunjuk yang kredibel berdasarkan penelitian ahli dari berbagai perspektif,” katanya.
Pencarian MH370 ini diharapkan dapat memberikan kejelasan dan solusi bagi keluarga korban yang telah menunggu jawaban selama hampir 10 tahun.