Meutya Hafid, Dari Jurnalis ke Jenjang Calon Menteri

SINMETA.CO.ID, Jakarta – Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid tiba di kediaman presiden terpilih Prabowo Subianto di Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024) sore. Meutya Hafid tiba sekitar pukul 20.38 WIB. Sebelumnya, ramai beredar kabar Meutya Hafid akan mengemban tugas sebagai menteri komunikasi dan informatika (menkominfo) era pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Datang diskusi sedikit terkait tugas-tugas yang memang sudah menjadi bidang saya. Beliau mengajak untuk memperkuat tim beliau, bidang saya pokoknya,” kata Meutya.

Meskipun demikian, Meutya enggan membeberkan permintaan Prabowo khususnya masuk dalam pemerintahan.

Lantas, siapakah sosok Meutya Hafid calon menteri di kabinet Prabowo-Gibran? Berikut profilnya.

Meutya Viada Hafid atau yang lebih dikenal Meutya Hafid lahir di Bandung 3 Mei 1978.

Meutya berkuliah di UNSW Sydney Australia, jurusan Manufacturing Engineering. Setelah menyelesaikan kuliahnya, Meutya memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan menjadi reporter di sebuah stasiun tv.

Namanya melejit sebagai jurnalis saat Meutya mendapatkan tugas meliput pemilu di Irak bersama juru kamera Budiyanto pada Februari 2005.

Mereka disandera oleh kelompok Mujahidin Irak. Setelah disekap dan melewati saat-saat yang menegangkan, Meutya Hafid dan Budiyanto berhasil dibebaskan tiga hari kemudian.

Pada tahun 2007, ia membuat buku yang ia tulis sendiri yaitu 168 Jam dalam Sandera; Memoar Jurnalis Indonesia yang Disandera di Irak. Di tahun yang sama, Meutya terpilih sebagai pemenang Penghargaan Jurnalistik Elizabeth O’Neill dari pemerintah Australia.

Di dalam negeri, Meutya Hafid juga dinobatkan sebagai satu dari Lima Tokoh Pers Inspiratif Indonesia 2012 versi Mizan.

Karier politik Meutya Hafid dimulai pada 2009. Ia diminta langsung oleh politikus Burhanudin Napitupulu untuk masuk ke Golkar sekaligus menjadi calon anggota legislatif Partai Golkar daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara 1. Namun keberuntungan masih belum berpihak kepada Meutya.

Gagal melangkah Senayan, Meutya maju ikut pesta Pilkada di Binjai. Ia berpasangan dengan Dhani Setiawan Isma untuk berebut kursi wali kota dan wakil walikota Binjai periode 2010-2015. Pasangan ini diusung Partai Golkar, Demokrat, Hanura, PAN, Patriot, P3I, PDS, serta 16 partai nonfraksi DPRD Binjai. Sayangnya, Meutya kalah.

Ia akhirnya berhasil menjadi anggota DPR periode 2014-2019, berlanjut 2019-2024 melalui dapil Sumatra Utara 1 dan saat ini menjabat ketua Komisi I DPR.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *