SINMETA.CO.ID, Yogyakarta – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dalam sepekan terakhir. Diketahui, pada Kamis (19/9/2024) dini hari, Gunung Merapi mengeluarkan guguran awan panas ke arah Barat Daya ( Kali Bebeng ) dengan jarak luncur 1.350 meter .
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dalam pengamatan Kamis dari pukul 00.00 sampai 06.00 WIB menyatakan bahwa visual gunung jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 25 meter di atas puncak kawah.
“Teramati 39 kali guguran lava ke arah barat daya Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter, ” kata BPPTKG dalam keterangan resminya.
BPPTKG menyebut potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik apabila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
“Untuk itu masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” lanjutnya.
Masyarakat juga diminta agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanis dari erupsi Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.