110 Ribu Warga Prancis Unjuk Rasa Menentang Perdana Menteri Baru

SINMETA.CO.ID, Paris – Sekitar 110.000 warga Prancis turun ke jalan memprotes perdana menteri yang baru. Kebanyakan dari mereka adalah  pendukung sayap kiri yang memprotes penunjukan politisi sayap kanan Michel Barnier sebagai perdana menteri.

Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan 110.000 orang turun ke jalan secara nasional pada Sabtu (7/9/2024), dan sekitar 26.000 di antaranya berada di Paris.

Mathilde Panot, seorang anggota terkemuka dari partai sayap kiri Perancis (LFI), mengumumkan bahwa jumlah pengunjuk rasa di seluruh negeri adalah 300.000 dengan 160.000 hanya di Kota Paris saja.

Selain di ibu kota Prancis, protes juga terjadi di Kota Nantes di bagian barat, Marseille di selatan, dan Strasbourg di timur. Alasan utamanya adalah penunjukan Michel Barnier, mantan menteri luar negeri berusia 73 tahun dan mantan negosiator Uni Eropa (UE) pada 5 September 2024 lalu.

Dalam aksi protes tersebut, banyak orang juga menyatakan kemarahannya terhadap Presiden Emmanuel Macron dan menyerukan pengunduran dirinya.

“Republik sedang runtuh. Suara rakyat tidak akan berarti selama Macron masih menjabat,” kata Manon Bonijol (21 tahun), yang ikut aksi turun ke jalan.

Abel Couaillier, seorang mahasiswa berusia 20 tahun, mengatakan dia terkejut ketika Barnier diangkat. Ia menyebut perdana menteri baru itu sebagai “gajah tua” mengacu pada usianya. “Saya masih muda dan ingin percaya bahwa kita bisa berubah,” katanya.

Polisi Prancis mengumumkan bahwa mereka telah menangkap lima pengunjuk rasa di ibu kota.

Michel Barnier menjadi Perdana Menteri Prancis menggantikan pendahulunya Gabriel Attal setelah koalisi kanan-tengah Presiden Macron hanya menempati posisi kedua dalam pemilu pertengahan tahun ini.

Perdana Menteri Barnier mengatakan pada Jumat (6/9/2024), dia siap untuk menunjuk menteri dari semua faksi politik yang berbeda, termasuk kelompok sayap kiri.

Namun, koalisi sayap kiri New Popular Front (NFP), partai yang memenangi kursi terbanyak di parlemen setelah pemilu, mengecam keputusan Macron untuk memilih Barnier. Mereka ingin Lucie Castets, seorang ekonom berusia 37 tahun, mengambil posisi ini. Namun keinginan tersebut ditolak Macron.

Bagikan berita ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Ribuan Orang Sambut Jenazah Wacawagub Aceh Tu Sop
Next post Bandara Kualanamu Gratiskan Biaya Parkir Untuk Panitia PON XXI