SINMETA.CO.ID, Lombok – Kekeringan yang melanda wilayah Lombok Timur makin mengkhawatirkan. Kondisi ini memaksa ribuan warga di Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, berjuang mendapatkan air bersih. Mereka harus membeli air bersih yang harganya hingga ratusan ribu.
Menanggapi situasi tersebut, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Soedjono Selong bergerak cepat dengan menyalurkan 30 unit tangki air bersih, Minggu (25/8/2024).
Kedatangan 30 unit tangki air bersih di Desa Sekaroh langsung disambut antusias oleh warga Dusun Sunut. Mereka dengan sigap menggunakan berbagai wadah seperti bak, ember, dan jeriken untuk mengisi air dari tangki yang baru tiba. Ketersediaan air bersih ini menjadi angin segar bagi mereka yang sudah lama menanti bantuan.
Kepala Desa Sekaroh Mansyur mengungkapkan, setiap musim kemarau, warga di 11 dusun yang ada di desa tersebut harus membeli air bersih di Tutuk, Kecamatan Jerowaru. Hal ini menjadi beban ekonomi bagi warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan buruh harian.
Dengan populasi sekitar 7.000 jiwa, kebutuhan air bersih menjadi kebutuhan dasar yang mendesak, terutama saat musim kemarau tiba.
“Kalau kita ngambil air bersih itu sekitar 20 km itu pun kita harus beli, kalau kita beli air bersih saat ini di Dusun Sunut ini harganya Rp 450.000 per tangki isinya 5.000 liter air bersih,” jelas Mansyur.
Inisiatif yang diambil oleh RSUD Raden Soedjono Selong dalam mendistribusikan air bersih ini menunjukkan bahwa peran rumah sakit tidak hanya sebatas memberikan pelayanan kesehatan, tetapi juga peduli terhadap kondisi sosial masyarakat sekitarnya.
“Alhamdulilah dengan distribusi air bersih dari rumah sakit ini, sangat membantu warga terdampak kekeringan,” ucapnya.
Distribusi air bersih ini bukan hanya sekadar mengatasi kebutuhan dasar, tetapi juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Warga yang selama ini kesulitan mendapatkan air bersih kini bisa lebih fokus pada aktivitas sehari-hari tanpa harus khawatir akan kekurangan air.
“Beban ekonomi kami juga sedikit berkurang karena tidak perlu lagi membeli air bersih dengan harga yang mahal,” tugasnya.
Meskipun bantuan ini sangat membantu, tantangan kekeringan di Desa Sekaroh masih belum sepenuhnya teratasi. Diperlukan solusi jangka panjang untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi warga, terutama saat musim kemarau tiba. Program seperti pembuatan sumur bor, penampungan air hujan, atau sistem irigasi yang lebih efisien bisa menjadi solusi yang perlu dipertimbangkan.
Mansyur juga berharap agar pemerintah daerah dan pihak terkait dapat memberikan perhatian lebih terhadap masalah kekeringan ini, sehingga warga tidak perlu lagi kesulitan mendapatkan air bersih.
“Kami berharap pemerintah bisa terus memberikan perhatian kepada desa kami, terutama dalam hal penyediaan air bersih, agar kami tidak lagi harus membeli air dari tempat yang jauh dengan harga yang mahal,” ungkap Mansyur.