SINMETA.CO.ID, Sibolga – Enam nelayan yang meninggal dunia di kapal motor (KM) Sri Mariana dalam pelayaran dari Sibolga, Sumatara Utara, menuju Jakarta. Dalam pelayaran tersebut, jasad korban yang meninggal sempat disimpan dalam lemari pendingin atau freezer.
Nelayan yang ada di kapal tesebut sempat meminta kepada pihak perusahaan untuk membantu sandar kapal di daerah Bengkulu, tetapi pihak perusahaan terkesan mengabaikan permintaan para nelayan dengan alasan tidak ada pengurus perwakilan perusahaan di wilayah Tersebut.
Salah seorang anak buah kapal membagikan video yang menunjukkan suasana di dalam kapal saat korban meminta untuk berobat ke daratan. Dalam video tersebut Nelayan meminta pertolongan kepada pihak perusahaan.
“Dia (korban) berharap kapal bisa sandar untuk berobat karena dia sudah enggak kuat dengan penyakitnya, tetapi pihak perusahaan bilang pulang saja ke Jakarta karena enggak ada pengurus di daerah Bengkulu,” kata ABK KM Sri Mariana, Saedi, kepada Beritasatu.com, Selasa (6/8/2024).
Saedi menjelaskan, upaya meminta pertolongan kepada perusahaan terus dilakukan setelah dua nelayan meninggal dunia, sehingga para nelayan yang sakit bisa berobat lantaran sesak yang sudah tidak bisa lagi ditahan. Nahas pertolongan pun tidak kunjung datang, sehingga nelayan yang meninggal bertambah dari 4 orang menjadi 6 orang pada 27 Juli lalu.
“Baru dua orang yang meninggal, nah yang tadi mengusulkan minta kapal disandarkan, dua hari kemudian dia sesak napas dan langsung meninggal pada Sabtu, 27 Juli 2024,” tukasnya.
ABK lainnya, Dian Mulyadi menambahkan rekan-rekan nelayan yang berhasil bertahan terpaksa menyimpan jasad para korban di sebuah freezer yang biasa digunakan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan.
Hal tersebut dilakukan karena perjalanan menuju Jakarta masih terlalu jauh. Butuh waktu 7 hari untuk sampai titik lokasi yang diperintahkan pihak Perusahaan, “Di bungkus terus (jasad) disimpan di freezer. Semuanya dimasukin ke freezer,” kata Dian Mulyadi.
Diketahui, KM Sri Mariana yang membawa 36 nelayan berlayar dari Sibolga, Sumatera Utara, sejak Oktober 2023. Selama sembilan bulan kapal tersebut mencari ikan hingga peristiwa misterius menimpa para nelayan.
Saat dievakuasi oleh petugas gabungan, terdapat enam jenazah dan 14 orang ABK yang dilarikan ke rumah sakit, sementara 16 lainnya dikarantina di kapal tersebut.
Untuk melengkapi proses penyelidikan, pihak kepolisian masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memanggil sejumlah saksi termasuk pihak perusahaan yang mempekerjakan para nelayan tersebut.