SINMETA.CO.ID, Gorontalo – Hampir sepekan dilanda banjir, warga terdampak banjir di Kabupaten Gorontalo yang masih tinggal di pengungsian mulai terserang penyakit kulit serta diare.
Kepala Puskesmas Tilango Fatma Mus Abdul menyampaikan, meskipun banjir di sebagian wilayah di Kecamatan Tilango sudah mulai surut, warga masih bertahan di pengungsian.
“Di Kecamatan Tilango, beberapa area sudah surut, tetapi pengungsi masih tinggal di lokasi pengungsian di sekolah, kantor camat, dan kantor desa. Pelayanan kesehatan kami pusatkan di kantor camat karena puskesmas juga terendam banjir. Kami juga membuka posko di setiap pengungsian,” ujar Fatma Mus Abdul, Selasa (16/7/2024).
Fatma juga mengungkapkan, banyak korban banjir di pengungsian mulai terserang penyakit kulit, demam, flu, batuk, dan diare.
“Para pengungsi banyak yang mengeluhkan gatal-gatal, demam, batuk, flu, dan diare. Tercatat 393 orang menderita gatal-gatal, lebih dari 200 orang mengalami flu, batuk, dan demam, serta 55 orang menderita diare,” jelas Fatma.
Meskipun petugas kesehatan terus memberikan layanan kepada para korban banjir di pengungsian, Fatma berharap agar para pengungsi dapat menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan agar tidak mudah terserang penyakit.
Saat ini, banjir mulai berangsur surut. Data dari BPBD Kabupaten Gorontalo menunjukkan, dari 11 kecamatan yang terendam banjir telah berkurang menjadi tujuh kecamatan.
Tujuh kecamatan di Kabupaten Gorontalo yang masih terendam banjir adalah Kecamatan Limboto, Kecamatan Tabongo, Kecamatan Tilango, Kecamatan Telaga Jaya, Kecamatan Limboto Barat, Kecamatan Dungaliyo, dan Kecamatan Telaga Biru. Area yang paling parah adalah Kecamatan Tilango dan Telaga Jaya dengan ketinggian air masih mencapai 2 meter.
Di dua kecamatan tersebut terdapat 2.986 rumah serta 15.490 jiwa. Dari jumlah tersebut, 5.298 jiwa berada di pengungsian.