SINMETA.CO.ID, Jakarta – Keadilan gender merupakan salah satu yang perlu diperjuangkan di dunia ini. Hal tersebut menjadi salah satu tujuan global yang termasuk dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Menurut Global Burden of Disease, sebanyak 30% perempuan di atas usia 15 tahun mengalami pelecehan. Pelecehan atau perilaku yang tidak menghormati perempuan harus diantisipasi di dunia ini, khususnya di dunia olahraga.
Oleh karena itu, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat bekerja sama dengan Inspire Academy menyelenggarakan workshop Pledge United Pre-Eliminary Safe Guarding “Give Sexism the Red Card” di Gedung KONI Pusat dan sesi praktik di Lapang Sepak Bola ABC, Senayan pada 29 Mei 2024.
“Suksesnya sepak bola Indonesia itu harus diikuti peningkatan kualitas, bukan hanya dari pemain tetapi harus dari atasnya, dari pelatih, ofisial dan organisasinya,” tegas Ketum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman pada saat memberikan sambutan.
“Kita perlu melakukan standarisasi untuk guru olahraga dan pelatih dengan pengetahuan yang perlu kita sosialisasikan.” sambungnya. Ketum KONI Pusat tegaskan agar pengetahuan tentang keadilan gender dimiliki seluruh pihak. Organisasi olahraga harus menjadikan lingkungannya ramah gender. Penanaman nilai-nilai positif juga harus dilakukan secara masif dan terstruktur hingga anak-anak usia dini.
“Saya berharap kegiatan ini berdampak baik untuk ke depannya, karena pelatihan ini tidak hanya pelatihan dasar, tetapi lebih kepada parenting, soft skill, sikap pelatih,” jelas Waketum IV KONI Pusat sekaligus EXCO PSSI Vivin Cahyani Sungkono.
“Dari sisi PSSI pun kami sangat memegang teguh terkait etika pelatih, begitu pun karakter, saat ini kita sudah memiliki komite disiplin, komite etika.” lanjutnya.
Workshop yang diikuti oleh para pelatih, guru olahraga, dan pengurus dari berbagai klub olahraga ini diawali dengan diskusi dan berbagi pengalaman antar pelatih, yang bertujuan untuk membuka wawasan mereka tentang dasar-dasar menjadi pelatih yang dicintai oleh anak didiknya.
Instruktur Pledge United Inno Matulessy, menyampaikan bahwa kegiatan ini selain melatih keterampilan olahraga khususnya sepak bola juga melatih keterampilan sosial.
“Melalui keterampilan sosial yaitu kesetaraan gender, bertujuan untuk anak-anak usia 13 sampai usia 18 tahun agar dapat mengubah pola pikir mereka terhadap kesetaraan gender,” tegasnya.
Dengan kegiatan ini dapat menciptakan lingkungan olahraga yang baik dan dapat di sebar luaskan ke cabang olahraga dan pelatih lainnya. “Kami berharap kerja sama dengan KONI Pusat yang menjadi Induk dari seluruh cabang olahraga dapat menyebarluaskan pesan penting kesetaraan gender ke semua cabor dan pelatih-pelatih,” lanjutnya.
Selain sesi diskusi, peserta juga mengikuti praktik di lapang Sepak Bola ABC, Senayan. Sesi praktik ini mencakup cara melatih melalui drill-drill dasar dan prinsip-prinsip latihan. Dengan demikian, para pelatih dapat menerapkan teknik-teknik yang efektif dan mendukung perkembangan atlet secara menyeluruh.