Sinmeta-, Kawasan Kota Tua Padang dan Jembatan Siti Nurbaya, Sumatera Barat, yang baru saja direvitalisasi melalui pengecatan ulang semakin memperkuat daya tarik Kota Padang untuk dikunjungi wisatawan. Direktur Pengembangan Destinasi Regional I Kemenparekraf/Baparekraf Wawan Gunawan mengapresiasi kolaborasi Pemerintah Padang, Sumatra Barat dengan dengan Dulux dalam program Let’s Colour dari PT ICI Paints Indonesia (AkzoNobel Decorative Paints Indonesia) yang baru saja menyelesaikan pengecatan ulang lebih dari 25 gedung dan tempat tinggal di Kawasan Kota Tua Padang dan memberikan sentuhan warna baru pada Jembatan Siti Nurbaya dalam rangka memperindah Kota Padang.
Wawan Gunawan pada acara Seremonial Peresmian Wajah Baru Kawasan Kota Tua Padang dan Jembatan Siti Nurbaya di Jembatan Siti Nurbaya (10/11) menjelaskan program “Let’s Colour” merupakan sebuah inisiatif dari AkzoNobel yang dilakukan di Indonesia sejak tahun 2016.
Program ini secara konsisten melibatkan masyarakat/komunitas dan pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan masyarakat melalui berbagai program Let’s Colour yang telah dilakukan di Indonesia seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Salatiga, dan Banda Aceh.
“Semoga apa yang telah dilakukan di Kota Padang dapat menjadi contoh daerah-daerah lain untuk berkolaborasi dengan pihak swasta dalam revitalisasi destinasi pariwisata sehingga dapat memberi manfaat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Bagaimana nantinya pemerintah daerah dan masyarakat bergotong royong untuk menjaga, merawat, memelihara, membangun secara berkelanjutan, serta memanfaatkan dengan optimal dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi masyarakat”, kata Wawan Gunawan.
Diungkapkan oleh Wawan Gunawan, hal ini sejalan dengan pandangan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno bahwa paradigma pengembangan pariwisata yang berkualitas, terintegrasi, dan berkelanjutan bertujuan untuk memperkuat peluang kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kemudian, kata Wawan Gunawan dalam upaya mengembangkan destinasi di kawasan kota tua lainnya ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan. Seperti integrasi perencanaan dan pengembangan destinasi wisata Kota Tua Padang, tata kelola dan model bisnis parekraf di Kota Tua Padang, kerja sama lintas sektoral, pengelolaan krisis dan mitigasi bencana di sekitar Kawasan Kota Tua Padang, adanya skema pendanaan inovatif untuk keberlanjutan dan konservasi, integrasi antara atraksi dan calender of event, dan penguatan ketersediaan storytelling.
“Sebab ke depannya bisnis masa depan mengincar generasi milenial Z dan A perlu digitalisasi dalam mengembangkan Destinasi Kawasan Kota Padang yang berkualitas, terintegrasi, dan berkelanjutan”, kata Wawan Gunawan.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Padang Hendri Septa mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu upaya memberikan nuansa baru dalam pengembangan potensi wisata Jembatan Siti Nurbaya dan Kawasan Kota Tua.
“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Pemko Padang untuk melestarikan warisan budaya melalui pengecatan ulang bangunan-bangunan yang ada di kawasan Kota Tua dan Jembatan Siti Nurbaya”, ucap Hendri Septa.
Ditambahkan oleh Hendri Septa bahwa di masa mendatang pihaknya akan menghidupkan kembali transportasi kuno sebagai bentuk menghargai jasa para pendahulu di masa lampau. “Mudah-mudahan restu untuk kita semua mencarikan solusi dalam memberi nuansa yang indah untuk di kawasan kota tua seperti kereta api yang lama hingga transportasi lain yang kuno,” ucapnya.
Selain itu, Hendri Septa mengungkapkan pihaknya juga telah melakukan pembersihan di kawasan Batang Arau dalam program yang telah berjalan yaitu Padang Bagoro. “Kami akan terus membersihkan kawasan Batang Arau ini hingga bersih dan akan menjadi kawasan wisata yang indah nantinya. Untuk itu kami juga akan membersihkan bangkai-bangkai kapal yang ada di kawasan ini”, tuturnya.
Turut hadir Country Commercial Head PT ICI Paints Indonesia (AkzoNobel Decorative Paints Indonesia), Yudhy Aryanto; perwakilan Forkompimda Kota Padang; tokoh masyarakat setempat; dan perwakilan Kerapatan Adat Nagari (KAN) Delapan Suku. (lela; foto humaskemenpar)