Minta Pemerintah Perhatikan Sekolah Swasta Di Daerah 3T NTT

Sinmeta-, Daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T) seperti NTT sangat membutuhkan perhatian pemerintah. Hal tersebut disampaikan oleh Ir. Abraham Liyanto, Senator NTT di Jakarta (21/11). “Dulu, masa-masa awal Indonesia Merdeka, sekolah swasta Katolik maupun Protestan di daerah saya misalnya, andalkan donatur dari luar tapi sekarang donatur dari luar sudah tidak ada. Sekarang, semua serba mandiri”, tuturnya.

Dijelaskan pula oleh Ir. Abraham Liyanto bahwa uang sekolah dari siswa sangat tidak cukup untuk membiayai proses kegiatan belajar-mengajar. Karena ada biaya untuk gaji guru, biaya perawatan sekolah, biaya pembelian fasilitas dan lain sebagainya. Di sisi lain, sekolah-sekolah swasta tidak mungkin pungut biaya besar kepada siswa karena pendapatan orang tua di daerah 3T sangat rendah.

Masalah lainnya adalah jika sekolah-sekolah swasta pungut biaya tinggi, para murid tidak ada yang mendaftar karena mereka lebih memilih daftar ke sekolah negeri. Karena sekolah negeri sudah sampai ke desa-desa. Sekolah-sekolah swasta di daerah 3T terancam punah.

Minta Pemerintah Perhatikan Sekolah Swasta Di Daerah 3T NTT

“Saya lihat tidak hanya sekolah-sekolah Kristen, tetapi juga sekolah swata lainnya. Gempuran sekolah-sekolah negeri hingga ke desa-desa sangat mengancam sekolah swasta. Maka sangat butuh kepedulian pemerintah”, tegas senator yang sudah tiga periode ini.

Menurut Ketua Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Wilayah NTT ini, daerah 3T tidak akan maju-maju jika tidak ada peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM hanya bisa dilakukan melalui sektor pendidikan. Namun sangat disayangkan jika sektor pendidikan hanya diandalkan kepada sekolah negeri.

“Apa pemerintah sanggup jika hanya andalkan sekolah-sekolah negeri. Ingat, sebelum ada sekolah-sekolah negeri, sekolah swasta sudah berjasa mencerdaskan bangsa ini. Di NTT, sekolah-sekolah Kristen sebagai sebagai pelopor. Maka jasa mereka tidak bisa dilupakan begitu saja”, tutur Ir. Abraham Liyanto.

Dukungan juga disampaikan oleh Ir. Abraham Liyanto agar program pemerintah membuka sebanyak-banyak sekolah negeri karena itu memang tugas negara. Namun sekolah swasta, termasuk sekolah-sekolah Kristen juga didukung karena ikut membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat.

Mantan Ketua Kadin Provinsi NTT ini mengakui, selama ini memang sudah ada perhatian dari pemerintah terhadap sekolah-sekolah swasta, termasuk sekolah Kristen di daerah 3T. Namun tidak besar karena bantuan sebatas dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Itupun tidak semua sekolah Kristen mendapatkannya.

“Kami tidak berharap setara seperti ke sekolah Madrasah di kalangan Muslim. Tapi setidaknya ada tambahan perhatian, terutama sekolah-sekolah Kristen di daerah 3 T,” jelas Ir. Abraham Liyanto.

Ditambahkan oleh Ir. Abraham Liyanto, jika sekolah-sekolah swasta di Indonesia Timur seperti NTT dan Papua tetap eksis, akan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dengan demikian, otomatis SDA berlimpah. Maka tidak lagi aset, sumber alam dan hasil lain dikelola orang asing tetapi dikelola oleh putra daerah sendiri.

“Indonesia bisa saja jadi negara maju tetapi daerah-daerahnya belum tentu maju-sejahtera. Tetapi kalau daerah-daerah seperti NTT dan Papua maju, otomatis Indonesia jadi negara maju”, ujar Ir. Abraham Liyanto. (tjoek; humasdpdri)

Bagikan berita ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Panglima TNI : Festival Militer Gyeryong Merupakan Bentuk Membangun Persahabatan Dengan Negara lain
Next post Pantai Todak Saksi Kerjasama Militer Indonesia Dan Australia