Sinmeta-, Aksi cepat tanggap bencana gempa yang berkekuatan 5,6 SR di 9 km Barat Daya Kabupaten Cianjur yang terjadi pada tanggal 21 November 2022 pukul 13.21 WIB dengan membagikan paket Bansos, membantu memperbaiki dan membersihkan puing-puing rumah yang terdampak gempa serta perbantuan tenaga medis di beberapa Rumah Sakit di Kabupaten Cianjur.
Hal tersebut yang disampaikan Komandan Batalyon Infanteri Raider 300/Bjw Kodam III Siliwangi,Letnan Kolonel Inf Afri Swandi Ritonga,S.I.P. dalam release tertulisnya di Kabupaten Cianjur, pada Senin (21/11/2022).
Dijelaskan Danyonif, sebanyak 291 prajurit Yonif Raider 300/Bjw dikerahkan ke beberapa tempat yang terdampak bencana gempa diantaranya yaitu di Desa Cugenang,Desa Gombong,Kecamatan Warung Kondang,Desa Rancagoong, Desa Longkewang,Cipanas dan wilayah Cianjur Kota termasuk RS. Hafiz dan RS.Sayang Cianjur.
Kegiatan penanganan bencana gempa di Kabupaten Cianjur itu sendiri merupakan wujud nyata dari 7 perintah harian Kasad Jenderal TNI DR. Dudung Abdurachman,S.E.,M.M.yaitu TNI AD harus hadir di tengah kesulitan masyarakat apapun bentuknya dan senantiasa menjadi solusi. Hal ini seiring dengan Perintah Pangdam III/Slw,Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, Yaitu Prajurit Siliwangi harus menjadi solusi bagi masyarakat.
Pendistribusian paket Bansos sebanyak 700 paket dari Pandam III/Slw yang didistribusikan langsung oleh Komandan Batalyon Infanteri Raider 300/Bjw didampingi Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XLIII Yonif Raider 300/Bjw PD III/Slw beserta para pengurus yang diserahkan kepada masyarakat Kabupaten Cianjur yang terdampak bencana gempa.
Danyonif Raider 300/Bjw berharap dengan dilaksanakan kegiatan aksi cepat tanggap penanganan bencana ini dapat meringankan beban korban gempa dan dapat menjadi solusi dari kesulitan yang dialami oleh masyarakat Kabupaten Cianjur.
Seperti diketahui, Gempa bumi dengan magnitude (M)5,6 dirasakan warga Jakarta dan sekitarnya. Pusat gempa berada di darat 10 km barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Fenomena ini terjadi pada Senin (21/11), pukul 13.21 WIB. Dua warga meninggal dunia dan sejumlah rumah rusak pascakejadian tersebut.
Sejauh ini Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mendapatkan sejumlah informasi dari beberapa daerah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur melaporkan, selain adanya korban meninggal dunia, empat warganya mengalami luka-luka. Tim Reaksi Cepat BPBD setempat masih melakukan pendataan di wilayah. Data sementara per pukul 14.11 WIB, rumah rusak berat sebanyak 7 unit.
Di samping bangunan rumah, Pusdalops mendapatkan laporan pondok pesantren rusak berat 1 unit dan RSUD Cianjur rusak sedang 1. Kerusakan fasilitas publik yang masih diidentifikasi tingkat kerusakan, antara lain gedung pemerintah 2 unit, fasilitas Pendidikan 3, tempat ibadah 1.
Warga di Cianjur merasakan guncangan cukup kuat selama 10 – 15 detik. Selain wilayah Cianjur, BPBD Kabupaten Bogor melaporkan dua rumah warga rusak. Guncangan gempa di wilayah ini dirasakan sedang 5 – 7 detik.
BPBD Kota Sukabumi menginformasikan warganya merasakan guncangan cukup kuat selama 7 – 10 detik. Tampak masyarakat panik hingga keluar rumah. Saat ini pihak BPBD masih melakukan pemantauan di daerahnya. Sedangkan di wilayah Kabupaten Sukabumi, BPBD setempat juga menyampaikan adanya guncangan kuat selama 5-7 detik. Sebagian warga pun panik. Demikian juga untuk wilayah Kabupaten Bandung yang warganya merasakan guncangan sedang selama 5 – 7 detik.
Pusdalops BNPB juga mendapatkan laporan lain adanya warga yang merasakan guncangan, seperti di DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kota Bogor dan Kabupaten Garut. Warga di sejumlah wilayah tersebut merasakan guncangan gempa dengan intensitas lemah hingga kuat. BPBD yang wilayahnya merasakan gempa telah melakukan pemantauan dampak gempa.
Sementara itu, pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI atau modified Mercalli intensity, wilayah Cianjur V-VI MMI, Garut dan Sukabumi IV – V MMI, Cimahi, Lembang, Kota Bandung Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah III MMI, Rancaekek, Tangerang Selatan, DKI Jakarta dan Depok II – III MMI. Berdasarkan kajian inaRISK, sebanyak 32 kecamatan di Kabupaten Cianjur memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bahaya gempa bumi. Warga di wilayah terdampak gempa dapat melakukan pengecekan struktur bangunan apabila ingin memasuki rumahnya kembali. Pastikan tidak ada kerusakan struktur seperti kerusakan tiang rumah, kuda-kuda atap, dan kerusakan struktur lainnya. Di samping itu, tetap waspada terhadap potensi gempa susulan dengan terus mengikuti pemutakhiran data dari instansi berwenang. (sigit/penraider300/bjw; foto pusdatin kebencanaanbnpb)