Sinmeta-, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) mengambil peran aktif dalam kerjasama Perkarantinaan di wilayah kawasan pulau Kalimantan atau Borneo. Hal ini sejalan dengan peran Barantan selaku fasilitator perdagangan pertanian, atau trade facilitator tools.

“Kemajuan yang luar biasa telah dicapai dalam kerjasama empat negara, yakni dengan terwujudnya One Borneo Quarantine Initiative”, kata Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang melalui keterangan tertulisnya (26/9).

Menurut Bambang, perwujudan ini merupakan salah satu agenda dalam Rolling Pipeline Project dibawah Kerjasama Ekonomi BIMP-EAGA (Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area).  Ini adalah bentuk konkrit implementasi perlindungan terhadap hama penyakit hewan dan tumbuhan karantina yang berbahaya di kawasan yang negaranya saling berbatasan.

“Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) untuk memperkuat pengawasan diwilayah perbatasan, maka kerjasama ini menjadi prioritas”, imbuh Bambang.

Kementan Pererat Kerjasama Perkarantinaan

Secara teknis, Rindayuni Triavini, Koordinator Kerjasama Perkarantinaan, Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, Barantan yang menjadi Ketua Delegasi Republik Indonesia (Delri) Quarantine Sub Working Group (SWG) pada pertemuan ke-16 CIQS BIMP-EAGA menyampaikan posisi perkarantinaan Indonesia pada pertemuan yang digelar di Kuching, Sarawak, Malaysia, pada 20 hingga 21 September 2022 yang lalu.

Penguatan kerjasama perkarantinaan diselenggarakan melalui kolaborasi, promosi dan koordinasi dengan fokus pada perlindungan kesehatan manusia, hewan, tumbuhan dan ikan; sharing informasi, best practices dan penguatan kapasitas.

Dalam Quarantine SWG poin penting yang dibahas adalah perkembangan rencana penandatanganan Draft Letter of Intent sebagai titik awal implementasi One Borneo Quarantine Initiative beserta rencana aksi dan kegiatan ke depan yang berkelanjutan dalam bentuk Working Program.

“Barantan telah menyiapkan Draft Working Program. Penandatanganan Letter of Intent One Borneo Quarantine Initiative rencananya akan dilaksanakan pada pertemuan BIMP-EAGA Ministerial Meeting ke-25 bulan November 2022 di Pontianak”, papar Rindayuni Triavini.

Pertemuan CIQS BIMP-EAGA yang dilakukan secara intensif secara khusus bertujuan penguatan perlindungan perkarantinaan diwilayah perbatasan. “Tidak hanya itu, penguatan kerjasama ini sekaligus dapat berdampak terhadap kesehatan masyarakat, kesejahteraan, dan pertumbuhan ekonomi wilayah perbatasan di empat negara,” pungkas Bambang. (endah/yuri; foto humasbarantanborneo)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *