Sinmeta-, Penandatanganan nota kesepahaman PT. WIR ASIA Tbk (“WIR Group”) berkolaborasi dengan PT Batik Semar melestarikan kebudayaan Indonesia melalui teknologi metaverse, dilakukan Ardianto Soewono, CEO, Direktur Utama PT Batik Semar dan Gupta Sitorus, Chief Marketing Officer WIR Group, di Jakarta.
“Batik Semar sebagai salah satu pelestari warisan budaya bangsa Indonesia selalu berupaya menyesuaikan diri dengan setiap perubahan, termasuk di era digital yang berkembang secara pesat. Melalui kolaborasi dengan WIR Group ini, kami ingin menunjukkan bahwa budaya tradisional dapat berpadu serta sejalan di era digital tanpa batas sekarang ini”, ujar CEO Batik Semar Ardianto Soewono.
Ditambahkan oleh Ardianto Soewono bahwa sangat menyadari bahwa langkah ini bukan hanya dapat menjaga dan melestarikan Batik sebagai warisan budaya bangsa, namun juga melihat berbagai potensi lain yang dapat kami kembangkan melalui teknologi digital, seperti metaverse.
“Kami melihat potensi terbukanya kesempatan pemasaran yang lebih luas serta ruang-ruang kreasi untuk penciptaan ekonomi baru. Selama ini Batik Semar telah mengekspor batik dan kerajinan tangan ke Amerika Serikat, Eropa dan beberapa negara Asia. Dalam jangka panjang, melalui kehadiran kami di metaverse, kami berharap Batik Semar dapat menjadi sebuah entitas yang berbudaya dan bercirikan Indonesia, dan bahkan bisa menjadi sebuah identitas bangsa yang dapat diterima secara lebih luas oleh masyarakat dunia”, ujar Ardianto Soewono.
Melalui metaverse, PT Batik Semar berharap dapat kian memperkuat bisnis yang telah dibangun selama ini serta membawa lebih banyak manfaat bagi masyarakat, terutama para perajin batik dan pegiat seni lainnya.
Batik Semar berdiri sejak 1947 memiliki sekitar 30 perajin batik in-house dan lebih dari 30 perajin plasma yang tersebar di Surakarta, Cirebon, Pekalongan dan Madura. Keluarga Batik Semar saat ini terdiri dari kurang lebih 700 karyawan dan dengan 60 outlet guna menjangkau pelanggan secara nasional.
“Dalam budaya Jawa, Semar telah diterima secara luas sebagai simbol rezeki untuk pertumbuhan dan kemakmuran, sesuai dengan visi PT Batik Semar untuk terus berbagi dan menginspirasi orang lain”, pungkas Ardianto Soewono.
Sementara Gupta Sitorus, Chief Marketing Officer WIR Group menekankan komitmen WIR Group untuk selalu mendukung upaya menjaga dan melestarikan warisan budaya Indonesia serta karya anak bangsa lainnya.
“Kami bangga dapat mendukung entitas bisnis yang mengusung budaya lokal melalui teknologi digital metaverse yang kami kembangkan. Merupakan komitmen kami untuk selalu mendukung hadirnya produk seni budaya dan warisan budaya Indonesia dalam dunia digital”, ujar Gupta Sitorus.
Upaya Batik Semar masuk ke platform metaverse merupakan langkah tepat terutama untuk membangun relevansi dan kedekatan ke generasi muda seperti gen Z. “Peranan Gen Z dinilai memiliki kontribusi aktif dalam pengembangan dan pelestarian budaya”, ujar Gupta Sitorus.
Dijelaskan pula oleh Gupta Sitorus, mereka banyak ikut mempromosikan budaya dengan menciptakan tren melalui platform digital seperti sosial media yang menjadi tempat alternatif menyampaikan pendapat dan mengekspresikan diri serta kreativitas.
Beberapa inisiatif yang digagas generasi Z terbukti berhasil menjadi gerakan untuk mendorong anak muda lebih mencintai budaya bangsa, dengan kembali mempopulerkan berbagai produk tradisional Indonesia yang dihadirkan dengan gaya kekinian untuk digunakan sehari-hari.
Lebih lanjut Gupta Sitorus menjelaskan, sebagai perusahaan hasil besutan anak bangsa, WIR Group merasa turut bertanggungjawab untuk berkontribusi menjaga warisan budaya leluhur yang agung. “Kolaborasi ini nantinya akan kami lanjutkan dengan berbagai produk budaya lainnya dari seluruh Indonesia, agar warisan budaya yang ada di Indonesia dapat tetap lestari dan terjaga”, ungkapnya.
“Kami yakin bahwa metaverse dan era digital akan membawa dampak positif bagi penerus bangsa, untuk terus berusaha dan berjuang menjaga budaya yang dimiliki Indonesia agar tetap lestari dalam membangun karakter bangsa serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat”, pungkas Gupta Sitorus.
Sebelumnya upaya memadukan warisan budaya dengan teknologi digital telah dilakukan PT Batik Semar dengan merambah dunia blockchain non-fungible token (NFT) yang dikembangkan bersama mitranya. NFT Batik Semar ini diklaim menjadi NFT batik pertama di Indonesia. Dan Batik Semar memberikan kesempatan bagi para pelanggan, di mana untuk pembelian batik tertentu pelanggan dapat mendapatkan NFT eksklusif Batik Semar.
PT.WIR Group, perusahaan teknologi berbasis Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI) terkemuka di Asia Tenggara yang telah mendapatkan 5 (lima) paten global untuk AR yang teregistrasi pada Patent Cooperation Treaty (PCT). (wemfauz; foto humaswir)