Ketua Umum DPP BMWI Syamsul Hidayah Podcast Program Aspirasi Dan Inspirasi Untuk Indonesia
Sinmeta-, Syamsul Hidayah Ketua Umum DPP Barisan Muda Wirausaha Indonesia (BMWI) berkenan hadir memenuhi permintaan webtv program The Icon “Aspiration and Inspiration for Indonesia” mengulas seputar HUT Kemerdekaan RI ke – 77 Tahun dan Harlah Barisan Muda Wirausaha Indonesia ke 2 Tahun.
Dan Syamsul Hidayah selanjutnya membahas seputar kontribusi UMKM dan Millenialpreneur Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Disampaikannya betapa luar biasanya kontribusi UMKM ini, khususnya di saat masa -masa pandemi. Dimana kita melihat peningkatan daya saing UMKM yang berkontribusi besar dalam perekonomian nasional.
Bahkan Syamsul Hidayah mencatat pula pengaruh UMKM terhadap perekonomian Indonesia, dimana dari 133 juta angkatan kerja Indonesia bekerja di sektor UMKM, baik formal maupun informal. Belum lagi dari total unit usaha di Indonesia atau sekitar 64.2 Juta unit usaha di Indonesia adalah UMKM.
Berdasarkan data PDB 61.07% disumbang oleh UMKM dengan mayoritas atau 37.77% berada di usaha mikro. Sedangkan kontribusi UMKM ke PDB pada 2020 merupakan yang terendah sejak 2010 yaitu 37.3 %.
Sedangkan kita melihat data UMKM saat ini 64-65 juta pelaku UMKM (99.9%), 61% penyumbang PDB, 97% penyerap Tenaga Kerja dan 21% atau 137 juta yang melek digital. Artinya bahwa wirausaha dari sektor UMKM luar biasa berkontribusi besar dalam perekonomian nasional.
Syamsul Hidayah juga membahas Kewirausahaan dalam sektor UMKM saat pandemi, kita melihat data ada 90% arus khas terganggu, 63% harus memberhentikan karyawannya dan ada 52% kehilangan pendapatan hingga 50%. Pendemi mengajarkan kita untuk terus berinovasi dan bertransformasi produk sehingga menjadi nilai dan juga mencipta daya saing tinggi.
Syamsul Hidayah tak ketinggalan pula membahas kontribusi kewirausahaan dalam perekonomian nasional masih sangat kurang. Seperti di negara kita di banding negara tetangga kita, kita melihat data kewirausahaan di Indonesia relatif masih rendah yaitu 3.47%. “Masih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Thailand 4, 26%, Malaysia 4, 74% dan Singapura 8,76%. Padahal kita melihat potensi pasar kita sangat besar”, ujarnya.
Jadi apa yang menyebabkan rendahnya wirausaha baru di Indonesia diantaranya kurangnya pembinaan, pelatihan dan pengetahuan. “Ini adalah tugas kita nersama dengan berkolaborasi dengan stakeholder untuk terus memberikan pembinaan, pelatihan kewirausahaan sehingga mindset para pemuda mulai di asah untuk menjadi wirausaha”, pungkas Samsul Hidayah. (nawasanga; foto yooo)