Sinmeta-, Nahhhh … ini serunya berekspresi melalui kegiatan melukis bersama Galeri Nasional Indonesia lewat workshopnya bertajuk “Lukiskan Ekspresimu dengan Tangan dan Kaki”. Dan ini ditujukan bagi anak usia 4-8 tahun, yang terdiri dari anak-anak dari Yayasan Felicia Angle Kids serta masyarakat umum.
Workshop digelar bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2022 bertema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” pada 23 Juli 2022 menjadi rangkaian program publik program utama Galeri Nasional Indonesia tahun 2022 yaitu Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia “MANIFESTO VIII: TRANSPOSISI”.
“Di Program Galeri Nasional Indonesia ini mengoneksikan anak-anak dengan pameran seni rupa yang audiens utamanya adalah orang dewasa, sekaligus merupakan program rintisan untuk mewujudkan ruang anak Galeri Nasional Indonesia”, ujar Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto.
Perlu diketshui, pameran seni rupa kebanyakan dikemas untuk disajikan pada audiens orang dewasa, kecuali pameran seni rupa yang memang khusus dirancang untuk anak. Seperti halnya Pameran MANIFESTO yang telah digelar secara konsisten dua tahun sekali sejak 2008, seluruhnya dirancang untuk dinikmati orang dewasa.
“Namun, Pada gelaran Pameran MANIFESTO ke-8 tahun ini, Galeri Nasional Indonesia memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk dapat ikut menikmati dan memahami karya-karya yang dipamerkan, berimajinasi serta mengembangkan kreativitas untuk membuat karya seni versi mereka”, jelas Pustanto.
Dipandu Gie Sanjaya selaku Kurator Edukasi Seni Rupa Independen dan Aola Romadhona selaki Edukator Galeri Nasional Indonesia, workshop menyuguhkan kepada anak-anak, karya-karya yang dipamerkan dalam Pameran “MANIFESTO VIII: TRANSPOSISI” dan Pameran Tetap Koleksi Galeri Nasional Indonesia. Dimana karya-karya tersebut merupakan pemantik untuk memunculkan persepsi, imajinasi, ekspresi, dan kreativitas anak.
“Masa anak-anak merupakan masa keemasan untuk berekspresi secara kreatif. Kadar kreativitas yang dimiliki anak masih sangat tinggi dan anak-anak dapat mengolah seni secara wajar dan spontan”, kata Gie Sanjaya.
Anak-anak kemudian diajak untuk menggambar ekspresi secara bersama-sama selama 1-1,5 jam. Melalui satu buah pertanyaan yang akan disampaikan kepada anak-anak yaitu “apa itu seni?”, anak-anak akan menggali imajinasi secara spontan. Imajinasi yang mereka miliki dituangkan ke dalam sebuah kanvas berukuran 1,5 x 2 meter, menggunakan cat yang berbahan aman untuk anak. Serunya lagi, anak-anak bisa bermain cat menggunakan tangan atau kakinya untuk menciptakan lukisan unik hasil kreasi mereka sendiri.
“Berekspresi seni secara kreatif merupakan media untuk membina dan mengembangkan kreativitas anak pada usia dini. Pendidikan seni menjadi salah satu upaya untuk membantu anak menggali potensi dan kreativitasnya, yang memberikan kesempatan setara bagi anak untuk mengalami proses kreatif dan apresiasi”, ujar Gie Sanjaya.
Pustanto berharap, semoga dengan workshop ini anak-anak mendapatkan pengalaman yang menarik dan menyenangkan untuk membuat karya seni rupa. Pengalaman yang menyenangkan umumnya melekat pada ingatan anak hingga dewasa.
“Dengan demikian, diharapkan anak-anak dapat lebih mencintai dan mengenal tentang seni rupa, mampu mengembangkan potensi dan kreativitasnya, serta menjadi generasi cemerlang yang turut berkontribusi bagi pembangunan bangsa Indonesia di masa depan”, pungkas Pustanto. (lela; foto humasgalnas)