Pelaku Wisata Curhat Faktor Penghambat Pariwisata Di Sabang
Sinmeta-. Berlangsung di salah satu resort dalam Kawasan Iboih, Kota Sabang, mendengarkan curhat para pelaku wisata, terutama persoalan yang mereka hadapi pasca dibukannya kembali kunjungan wisata di tanah air. Seperti Mustafa atau akrab disapa Pak Mus, pemilik salah satu resort di Sabang, mengatakan akses perbankan menjadi kendala utama bagi para turis asing yang berkunjung ke Sabang.
Dimana, kata dia, pelayanan di Aceh Bank Syariah Indonesia (BSI) belum maksimal karena bank ini ternyata belum memiliki kemampuan untuk koneksi dengan bank-bank dari negara lain, termasuk negara asal para turis.
“Ini kendala utama para turis di sini. Mereka mau tarik tunai susah Sedangkan BSI baru mau terknoneksi untuk transaksi non tunai dalam waktu dekat, sedangkan untuk penarikan tunai di ATM dijanjikan bulan November terkoneksi. Selain BSI, kita berharap Bank Aceh juga bisa berbuat banyak ketika berhubungan dgn wisatawan luar negeri”, ujar Pak Mus.
Ini persoalan serius. Kalau mau sektor pariwisata maju di Aceh, harusnya kendala ini segera diatasi. Mhn BSI didesak untuk memberi pelayanan maksimal, sesegera mungkin, harap Mustafa.
Perlu diketahui, senator DPD RI asal Aceh, HM Fadhil Rahmi Lc MA, tengah melakukan pertemuan dengan pelaku wisata di Sabang. Dan seperti Mustafa, Azhari, pemilik resort lainnya di Sabang menambahkan bahwa persoalan lainnya yakni ditutupnya penerbangan internasional di Bandara Sultan Iskandar Muda beberapa waktu lalu.
“Ini sangat berpengaruh. Padahal, Sabang dan Aceh pada umumnya itu, merupakan tujuan wisata dari turis mancanegara, terutama Malaysia. Turis dari Malaysia enggan untuk transit di Medan dan melanjutnya ke Aceh karena harus mengeluarkan biaya yang besar”, kata laki-laki yang akrab disapa Pak Har itu.
Dirinya juga memberi apresiasi kepada Senator DPD RI HM Fadhil Rahmi yang dinilai bereaksi keras atas kebijakan penutupan penerbangan internasional dari Bandara SIM beberapa waktu lalu. Poin ini dinilai salah satu bentuk kepedulian senator Aceh itu pada sektor pariwisata di Aceh.
“Hari ini sudah ada SK addendum terbaru, alhamdulillah penerbangan internasional telah kembali dibuka di Bandara SIM. Ini membuka kembali peluang kedatangan turis dari Malaysia ke Aceh. Atas nama pelaku pariwisata di Aceh, kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya”, kata Pak Har.
Sementara itu, Syech Fadhil dalam pertemuan mengaku menampung semua aspirasi yang disampaikan pelaku wisata di Sabang untuk diperjuangkan di Senayan nantinya. Soal persoalan koneksi perbankan di Aceh, ini akan minta untuk segera diperbaiki. Sedangkan soal SK addendum terbaru dari Satgas Covid soal dibuka kembalinya penerbangan internasional di Aceh, Syech Fadhil mengaku memang telah mendapat informasi tersebut.
“Alhamdulillah. Patut kita syukuri. Ini memang hal yang semestinya berlaku untuk Aceh. Tanpa harus kita protes. Aceh itu gerbang indonesia di bagian barat, seharusnya lebih diperhatikan, ini kok malah ditutup? Apalagi kita memiliki keistimewaan sebagaimana yang diatur dalam UUPA dan MoU Helsinki”, ujar Syech Fadhil.
“Kita minta pusat tak semena-semana. Suka-suka hati mencabut kewenangan Aceh. Karena hal ini akan sangat berpengaruh pada sektor pariwisata di Aceh. Kalo alasan covid, kenapa yg lain dibuka ?”, kata senator yang dekat dengan kalangan ulama di Aceh ini. (ptb; fotohumasdpdri)