Sinmeta-, Greenhope perusahaan yang bergerak dalam penyediaan resin plastik ramah lingkungan dengan teknologi Oxium, Ecoplas dan Naturloop ini masuk dalam Top 50 Real Leaders kategori Eco Innovation Technology. Dan Real Leaders sendiri adalah sebuah komunitas yang beranggotakan para-CEO atau pendiri perusahaan dengan platform media global untuk membuat perubahan di dunia. Komunitas ini berbasis di Amerika Serikat (AS) dan dibentuk sejak 2010 silam.

“Kami sangat bangga bahwa Greenhope telah terpilih dari berbagai perusahaan di dunia, Greenhope berada di posisi #33, sebagai pioneer di Indonesia yang telah memiliki konsep biodegradable technology yang ramah lingkungan”, ujar Arsika Ahmad, Head of Sales & Marketing Greenhope.

Greenhope Resin Plastik Ramah Lingkungan

Greenhope memiliki beberapa teknologi dari yang paling murah yakni Oxobiodegradable dengan brand Oxium, yakni suatu zat additive untuk membuat plastik konvensional terurai secara alami di alam dalam waktu 3-5 tahun saja sampai dengan yang biobased dengan brand Ecoplas dan compostable dengan brand Naturloop yang bahan terbuat dari nabati alami Singkong asli Indonesia.

Apa yang dilakukan pihaknya karena kepedulian pada Indonesia, khususnya kini Tanah Air telah berada dalam kondisi darurat sampah, Data KLHK menyebutkan total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 17 persen, atau sekitar 11,6 juta ton, disumbang sampah plastik.

Meski jumlahnya lebih kecil bila dibandingkan dengan sampah organik dari sisa makanan, sampah plastik menjadi masalah besar karena sulit terurai secara alami di darat (TPA). Ironisnya, tidak semua sampah-sampah tersebut terkelola dengan baik di darat, KLHK mencatat, pada tahun 2022 ada 42,8 persen atau 131.835 ton/tahun sampah tidak terkelola yang akhirnya menyebabkan kebocoran hingga ke sungai dan laut.

Greenhope Resin Plastik Ramah Lingkungan

Dengan fakta ini, perlu dilakukan upaya yang holistik dalam menangani timbulan sampah, khususnya sampah plastik konvensional yang memerlukan ratusan tahun dapat terurai secara alami.

“Selain melakukan strategi penanganan sampah dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) kita memerlukan ‘R’ tambahan Return to Earth. Konsep Return to Earth merupakan proses sampah plastik terurai secara alami di alam terutama untuk kemasan-kemasan makanan, minuman dan laiinnya yang tidak memungkinkan untuk didaur ulang”, kata Arsika Ahmad.

Menanggapi soal masuknya Greenhope sebagai salah satu dari Top 50 Real Leaders kategori Eco Innovation Technology ini, CEO Greenhope Tommy Tjiptadjaja mengaku sangat bangga. Pasalnya perusahaan rintisan yang didirikannya bersama Sugianto Tandio itu memiliki visi untuk dapat bekerja sama untuk pengelolaan sampah plastik sehingga dapat menciptakan dampak lingkungan yang baik dan bertanggung jawab terhadap bumi.

“Dengan menciptakan produk berteknologi oxo-biodegradable dan bio-based, kami berharap bisa membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan sampah plastik yang sulit terurai di alam”, tegas Tommy Tjiptadjaja.

Greenhope Resin Plastik Ramah Lingkungan

Tidak hanya itu, diapun menambahkan bahwa resin berbasis pati singkong yang dihasilkan oleh perusahaannya, merupakan bentuk kontribusi Greenhope dalam memberdayakan petani singkong yang selama ini sulit memperoleh harga jual yang stabil.

“Di Greenhope, kami mengikuti sertifikasi Fair for Life dari Bio-Foundation Swiss yang bekerja sama dengan Grup IMO (Institute for Marketecology) sehingga dalam produksi bahan baku bio-based plastic, kami bermitra dengan kelompok tani untuk membudidayakan singkong yang berkelanjutan,” urai Tommy Tjiptadjaja. (ryz; foto humasgreenhope)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *